- Oleh Wandi
- Senin, 11 November 2024 | 13:34 WIB
: Presiden Joko Widodo (tengah depan) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto (kedua kanan depan) berfoto dengan Presiden Liberia Joseph N. Boakai (kiri depan), Presiden Ghana Nana Addo Dankwa Akufo Addo (kedua kiri depan) dan Presiden Rwanda Paul Kagame (kanan) saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum HLF MSP and Indonesia-Africa Forum II tersebut menyelenggarakan 12 event secara paralel dan 17 event pendamping yang dihadiri delegasi dari 24 negara. Media Center IAF II-HLF MSP/Sigid Kurniawan/nym.
Badung, InfoPublik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keprihatinannya atas menurunnya solidaritas internasional serta semakin terpinggirkannya semangat multilateralisme. Fenomena itu, menurut Jokowi, hanya memperparah fragmentasi global, terutama di tengah tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.
Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka Joint Leaders’ Session of High-Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF-MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 yang berlangsung di Bali pada Senin (2/9/2024). Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan pentingnya menghidupkan kembali solidaritas global untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan.
"Solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan, agar kita dapat saling melengkapi dan bahu membahu dalam mengatasi tantangan-tantangan global yang ada," tegas Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi global dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang. "Indonesia ingin membela kepentingan Global South sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas untuk mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)," tambahnya.
Jokowi juga mengingatkan bahwa komitmen ini telah konsisten diusung Indonesia sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu, dan hingga kini, Indonesia terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan di panggung internasional. "Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia Afrika 69 tahun yang lalu," tegasnya mengakhiri sambutan.
Pidato Jokowi itu menekankan posisi strategis Indonesia dalam memperkuat solidaritas global dan kerjasama internasional, khususnya antara negara-negara di belahan bumi Selatan dan negara-negara maju di belahan bumi Utara. Dengan fokus pada kerja sama yang inklusif dan adil, Indonesia berperan aktif dalam memajukan agenda global untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.