- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 19 Desember 2024 | 10:55 WIB
: Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya saat Joint Leaders' Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). Forum HLF MSP and Indonesia-Africa Forum II tersebut menyelenggarakan 12 event secara paralel dan 17 event pendamping yang dihadiri delegasi dari 24 negara. Media Center IAF II-HLF MSP/Fikri Yusuf/nym.
Badung, InfoPublik - Dalam momentum penting di Bali, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka pertemuan Joint Leaders’ Session of High Level Forum on Multi Stakeholders Partnership (HLF-MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 pada Senin (2/9/2024). Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyoroti tantangan global yang semakin berat dan perlunya perubahan mendasar dalam pendekatan internasional.
Presiden Jokowi juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, seperti perlambatan ekonomi, tingginya angka pengangguran, inflasi yang belum terkendali, serta ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. Kondisi itu, menurut Jokowi, tidak hanya mengancam stabilitas ekonomi global tetapi juga telah menyebabkan banyak korban jiwa dan gangguan serius pada rantai pasok dunia.
Presiden Jokowi dengan tegas menyatakan keprihatinannya terhadap menurunnya solidaritas internasional pada saat-saat kritis seperti ini. Ia juga menyoroti bahwa semangat multilateralisme, yang seharusnya menjadi fondasi kerjasama internasional, kini semakin dikesampingkan, sementara fragmentasi antar negara justru semakin melebar. Ironisnya, negara-negara berkembang yang paling merasakan dampak dari kondisi itu.
Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa hanya tersisa enam tahun menuju tahun 2030, tetapi dunia baru mencapai 17% dari target Sustainable Development Goals (SDGs). Ia menyerukan perlunya arah baru, visi yang segar, dan strategi taktis untuk memastikan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.
Presiden Jokowi mengajak seluruh pemimpin dunia yang hadir untuk bekerja sama dalam merumuskan solusi inovatif guna mengatasi tantangan global, dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan dan inklusivitas yang dapat mengangkat negara-negara berkembang dari kesulitan yang tengah dihadapi.
"Kita memerlukan strategi baru, langkah taktis yang baru, untuk memastikan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang," ujar Jokowi, mengakhiri sambutannya dengan ajakan untuk bergerak bersama menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.