IAF 2024 di Bali akan Dibuka Resmi Presiden Jokowi

Nusa Dua, InfoPublik - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengumumkan bahwa Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 September 2024 di Hotel Mulia Nusa Dua, Bali.

Pengumuman itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf) Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, dalam Konferensi Pers terkait Kesiapan Pelaksanaan High Level Forum (HLF) dan Multi Stake Partnership (MSP) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, pada Minggu (1/9/2024).

Menurut Abdul Kadir, IAF ke-2 ini akan dihadiri oleh sekitar 1.400 peserta, termasuk 19 Konsul Kehormatan RI di Afrika. Forum ini juga menargetkan kesepakatan bisnis dengan total nilai 3,5 miliar USD atau sekitar Rp56,07 triliun, meningkat lebih dari 600 persen dibandingkan nilai kesepakatan pada IAF pertama yang mencapai 568 juta USD.

"IAF ke-2 bertujuan untuk memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika," kata Abdul Kadir.

Beberapa kesepakatan bisnis penting yang akan dibahas dalam IAF ke-2 melibatkan sektor geothermal atau panas bumi antara PT PLN (Persero) dengan Tanzania, serta Bio Farma dengan Ghana. Selain itu, kerja sama geothermal juga akan dijalin dengan Kenya, sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Afrika Kemlu RI, Dewi Justicia Meidiwaty.

"Indonesia juga memberikan dukungan terhadap peningkatan kapasitas di Afrika," tambah Dewi Meidiwaty.

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Nugraha Manshury menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo akan membuka dan memimpin pertemuan antara kepala negara dalam Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 pada Senin (2/9/2024).

“Joint Leaders’ Session ini merupakan forum bersama antara Indonesia-Africa Forum dengan High Level Forum on Multi-Stakeholders Partnership, yang akan dibuka dan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo,” ucap Pahala dalam Temu Media terkait IAF ke-2 di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Manshury menambahkan bahwa pertemuan ini akan dilaksanakan dalam format Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan tema “Membentuk Kerja Sama Inklusif untuk Pertumbuhan Tangguh.”