- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 2 November 2024 | 21:31 WIB
: Pengrajin Bisnis Kerajinan Kayu kayu jati yang memanfaatkan limbah-limbah sisa furniture dan aluminium untuk dijadikan berbagai produk di Sleman, Yogyakarta/Foto : Galeri InfoPublik
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 2 September 2024 | 11:45 WIB - Redaktur: Untung S - 200
Jakarta, InfoPublik - Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali akan menampilkan 15 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia dalam ekshibisi Indonesia Pavilion. UMKM yang berpartisipasi bergerak di berbagai sektor seperti furniture, fashion, kerajinan, dan makanan olahan, dengan tujuan memamerkan produk-produk unggulan mereka kepada delegasi Afrika yang hadir.
Menurut siaran pers yang diterbitkan InfoPublik pada Jumat (30/8/2024), UMKM yang terlibat dalam ekshibisi ini merupakan binaan dari beberapa lembaga, termasuk Bank Indonesia, Bank Nasabah Indonesia (BNI), Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta HIPMI Womenpreneur. Para pelaku UMKM ini akan mencari mitra bisnis potensial dari Afrika untuk memperluas pasar dan memperkuat kerja sama internasional.
Sebagai bagian dari persiapan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu), bekerja sama dengan Perwakilan RI, Atase Perdagangan, dan ITPC di kawasan Afrika, telah memfasilitasi penjajakan kerja sama bisnis sejak Juli hingga awal Agustus 2024. Penjajakan ini dilakukan melalui virtual business matching yang melibatkan 14 perusahaan dan sekitar 50 pelaku UMKM Indonesia serta 15 pembeli potensial dari Afrika.
Antusiasme pelaku usaha Afrika untuk menjalin kerjasama dengan UMKM Indonesia tercermin dalam berbagai bentuk, termasuk ekspor, kerja sama proyek teknologi, dan pelatihan sumber daya manusia. Selain itu, terdapat minat dari pelaku usaha Afrika untuk menjajaki potensi investasi dari perusahaan Indonesia dalam mendirikan pabrik di Afrika.
Produk yang paling diminati oleh pelaku usaha Afrika mencakup skincare, hijab, kopi, makanan olahan, dan custom furniture. Dalam ekshibisi itu, beberapa negara Afrika seperti Republik Zimbabwe dan Republik Persatuan Tanzania diundang untuk membuka booth di Indonesia Pavilion.
Data yang diperoleh InfoPublik dari laman setneg.go.id mengungkapkan bahwa perdagangan bilateral antara Indonesia dan Zimbabwe mencapai US$85,1 juta pada 2023, dengan tren kenaikan sebesar 5,32 persen dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, perdagangan dengan Tanzania mencapai US$317,8 juta pada tahun yang sama, dengan tren kenaikan 5,21 persen. Komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Zimbabwe meliputi tekstil, alat rumah tangga, dan produk makanan, sedangkan ke Tanzania meliputi minyak sawit, kertas, tekstil, dan produk kimia.
Ekshibisi ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama lebih lanjut dan memperkuat hubungan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
IAF ke-2 yang berlangsung di Bali mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”. Forum itu bertujuan memperkuat hubungan bilateral dan mengoptimalkan potensi transaksi bisnis antara kedua kawasan. Forum ini mengundang perwakilan dari 54 negara Afrika dan akan menyelenggarakan ekshibisi bisnis pada 2-3 September 2024. Ekshibisi tersebut akan menampilkan empat sektor unggulan: energi, makanan dan barang konsumsi, industri strategis dan pertahanan, serta kesehatan. Tercatat, 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika serta sekitar 350 pebisnis Indonesia akan berpartisipasi dalam acara ini.