Wamenlu Harapkan IAF ke-2 Jadi Katalisator Perubahan

: Wakil Menteri Luar Negeri RI, Pahala Nugraha Manshury. Foto: kemlu.go.id


Oleh Eko Budiono, Kamis, 29 Agustus 2024 | 21:49 WIB - Redaktur: Untung S - 174


Jakarta, InfoPublik -  Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali pada 1— 3 September 2024 diharapkan menjadi  katalisator perubahan, sehingga gagasan dan kesepakatan  dapat diwujudkan dalam aksi nyata. 

Kesepakatan yang dihasilkan dalam IAF ke-2, akan bersifat deliverables atau dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Manshury, seperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri, Kamis (29/8/2024).

Menurut Manshury, sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus utama mencakup transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan.

"Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan ada perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekira Rp58 triliun. Kami berharap forum ini tidak hanya membahas rencana-rencana untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan Afrika, tetapi juga menghasilkan rencana konkret, mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya," kata Manshury.

Hal senada juga  disampaika  Duta Besar Rwanda pertama untuk Indonesia, Abdul Karim Harerimana.

Menurut Abdul Karim,  IAF ke-2 juga akan berfungsi sebagai forum pertukaran ide dalam mengatasi tantangan pembangunan. 

Abdul Karim menyebutkan, Presiden Rwanda yakni Paul Kagame, akan menjadi narasumber dan berbagi pengalaman dari negara-negara Afrika, khususnya Rwanda, dalam memperkuat kerja sama pembangunan internasional.

Hal itu diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rwanda serta negara-negara Afrika secara keseluruhan.

"Kehadiran beliau, bersama dengan para pemimpin Afrika lainnya, diharapkan dapat memperdalam hubungan bilateral dan multilateral, serta membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan," ujar  Abdul Karim.

Selain Presiden Rwanda, IAF ke-2 juga akan dihadiri oleh enam kepala negara Afrika lainnya, yaitu Presiden Liberia, Joseph Boakai; Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo; Perdana Menteri Eswatini, Cleopas Dlamini; Presiden Zanzibar yang mewakili Tanzania,  Hussein Ali Mwinyi; dan Wakil Presiden Zimbabwe,  Constantino Chiwenga.

IAF merupakan platform utama bagi Indonesia serta negara-negara Afrika untuk memperkuat hubungan bilateral, merumuskan langkah strategis, dan melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 21:47 WIB
Pemerintah Perkuat Koordinasi Nasional Tangani Wabah ASF
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 16:29 WIB
Pemerintah Perkuat Koordinasi Atasi Wabah ASF
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 05:39 WIB
Pertamina Bangun Desa Energi Berdikari di Bali, Dukung Ekowisata dan Pertanian Berkelanjutan
  • Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
  • Jumat, 13 Desember 2024 | 19:56 WIB
Pj Gubernur Kalbar Apresiasi DIPA 2025: Komitmen untuk Pembangunan Nasional
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 12 Desember 2024 | 21:35 WIB
Telkom - Neutra DC Kolaborasi Latih UMKM Bali Gunakan AI
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Sabtu, 7 Desember 2024 | 11:10 WIB
Pertemuan ASEAN PAC Sepakati Tiga Poin Reviu Rencana Aksi 2023-2025
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 7 Desember 2024 | 04:37 WIB
BUMD Berperan Strategis dalam Mewujudkan Indonesia Mandiri Energi