Belajar Meracik dan Jadi Barista Profesional di Betoro Coffee

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 7 Januari 2021 | 16:18 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 796


Temanggung, InfoPublik - Untuk memunculkan aroma kopi yang khas memang dibutuhkan keahlian khusus bagi para peracik kopi.

Hal inilah yang menjadi alasan Betoro Coffee yang berlokasi di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung untuk membuka wadah bagi pemuda-pemudi, khususnya dari Kabupaten Temanggung untuk belajar tentang kopi. Kamis (7/1/2021).

Betoro (Belajar Noto Roso) adalah tempat pelatihan pengolahan kopi pra dan pasca panen milik Pandu Seto Dewo Prabowo (30 th) seorang Barista Profesional asal Temanggung. Dalam pelatihan yang diadakan oleh Betoro akan diberikan materi basic brewer dan basic barista.

Pandu menyulap salah satu ruangan untuk dijadikan workshop sekolah kopi dan siapapun dapat belajar meracik kopi yang baik dan benar, sehingga dapat memunculkan aroma kopi yang nikmat untuk di sajikan. Diketahui alasannya kenapa sangat ingin belajar kopi, yaitu karena pemilik Betoro ini menemukan cinta dan kehidupan dari kopi bersama orang tuanya

Tya dan Edityas merupakan murid Pandu yang belum lama masuk ke sekolah Betoro. Masing-masing dari mereka berasal dari Temanggung dan Palembang yang kebetulan mahasiswa dari universitas di Salatiga. Alasan mereka belajar kopi, karena ingin mengenal lebih dalam tentang kopi dan juga ingin menjadi Barista Professional.

Tya (19 th) berharap dapat mengenal lebih dalam lagi tentang kopi ditambah ia sendiri juga memiliki kebun kopi. Harapan Tya nantinya bisa dapat mengolah dan mengembangkan kopi dari kebunnya sendiri. Editiyas (23 th) sendiri mengaku menfokuskan diri pada materi Barista. Mulai dari proses, cara penyeduhan, hingga takaran kopi yang tepat. 

“Dari yang tidak tahu tentang kopi, cara proses, penyeduhan dan sebagainya dapat semua. Setahu saya kopi enak dan cara nyeduh yang tidak sembarangan juga enak. Jadi kopi enak itu harus selaras dengan penyeduhan,” ungkapnya.

Edityas mengaku bahwa di tempat asalnya juga banyak kopi, tetapi tidak tahu bagaimana rasanya. Yang dia tahu hanya sekedar kopi jenis robusta, rasanya pahit, sedangkan arabika asam. Semenjak di Betoro, ia lebih peka dengan kekayaan rasa dan after taste suatu kopi yang diseduhnya.

“Yang saya suka itu dari tujuan Betoro sendiri, yaitu agar petani kopi di Temanggung bisa membranding kopinya sendiri dengan kualitas internasional, sosialisasi di tempat petani kopi dan share ilmu. Tidak semua orang berpikir seperti itu, ingin memajukan daerahnya sendiri,” ungkapnya. (MC TMG/Cahya;Ekape).