:
Oleh MC KOTA MALANG, Senin, 13 Juli 2020 | 13:27 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 837
Malang, InfoPublik - Saat musim hujan di wilayah RW 5 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing, Kota Malang merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran banjir, karena lokasinya lebih rendag dari wilayah lain.
Warga pun sempat memperlebar dan memperdalam saluran air (drainase) guna mengurangi genangan air atau bahkan agar air tidak sampai masuk ke rumah warga.
Namun saat musim kemarau seperti saat ini, saluran air tersebut dijadikan tempat untuk membuang sampah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dari tumpukan sampah tersebut selain menimbulkan bau busuk juga memicu sarang nyamuk yang tentunya akan mengganggu kenyamanan warga. Dari fenomena itulah, Ageng Wijaya selaku Ketua RW 5 berinisiatif untuk memanfaatkan saluran air tersebut untuk budi daya ikan.
Ide itu berbuah manis dan disambut antusias warga sehingga sejak beberapa bulan lalu di saluran air tersebut diisi dengan sejumlah jenis bibit ikan, seperti ikan lele, nila, mujair dan koi.
Di saluran air yang memiliki panjang sekitar 400 meter dengan lebar satu meter tersebut saat ini ikan-ikannya sudah siap dipanen.
“Ikan-ikan yang sudah dipanen, nantinya akan dijual ke warga sekitar dengan harga lebih murah dari harga pasaran. Dengan seperti ini maka kebutuhan warga akan ikan akan terpenuhi dengan baik, terutama saat pandemi Covid-19 seperti saat ini yang sekaligus untuk menambah daya tahan tubuh,” jelas Ageng, Sabtu (11/7/2020).
Hasil dari penjualan ikan, kata dia, setelah dipotong biaya pembelian pakan dan biaya lain akan menjadi kas RW yang nantinya juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga.
Seperti halnya untuk membeli sarana prasarana di kantor balai RW, untuk donasi warga yang sakit dan meninggal dan lain sebagainya. Dari program budi daya ini, semua warga diimbau agar merasa turut memiliki dan menjaganya sehingga ke depan hasil panen ikannya lebih baik serta lebih banyak lagi.
Menjelang musim penghujan nanti, Ageng mengatakan warga pun sepakat untuk meneruskan program budi daya ikan ini. Namun nantinya diperlukan pembenahan atau inovasi agar air hujan tidak sampai meluber dan ikan yang dipelihara tidak hilang.
“Misalnya dengan memasang jaring di area saluran air maupun membuat penyekatan di beberapa titik saluran air tersebut, namun tidak memicu genangan air atau banjir,” imbuh Ageng. (say/yon)