:
Oleh MC KOTA BANDUNG, Jumat, 1 Mei 2020 | 05:38 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 828
Kota Bandung, InfoPublik - Guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan Pendidikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menginstruksikan semua sekolah dan lembaga pendidikan lain melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring. Sejak tanggal 16 Maret, seluruh siswa telah melakukan KBM dari rumah.
KBM secara daring di Kota Bandung mengacu pada Surat Edaran Wali Kota Bandung yang antara lain mengatur pembelajaran jarak jauh melalui media daring bagi peserta didik pada satuan pendidikan di bawah kewenangan Pemkot Bandung, yaitu PAUD/TK, SD, SMP, LKP, LPK, dan PKBM.
Proses KBM secara daring menuntut guru lebih kratif dalam menyampaian materi pembelajaran. Apalagi dalam proses ini antara guru dan siswa tidak bertatap muka, sehingga guru tidak mengetahui kondisi siswa saat proses belajar berlangsung.
Guru SD Tulus Kartika Kota Bandung, Handiani Putri menilai KBM secara daring kurang efektif. "Sebenarnya kurang efektif, kadang tergantung anaknya juga. Mereka juga "moody". Ada anak yang mengeluh dia tidak mau belajar karena bosen liat HP atau laptop terus," katanya kepada Humas Kota Bandung, Selasa (28/4/2020).
Menurutnya, kondisi tersebut mengharuskan guru menunggu suasana hati anak didiknya dalam suasana baik dan semangat belajar. Karena anak-anak akan cepat bosan belajar secara daring tanpa ada interaksi langsung.
"Mulai belajarnya pukul 08.00 WIB, tapi untuk penugasan berbeda. Ada tugas yang diberikan, nah itu bisa sampai malam pengumpulannya tergantung dari orang tua," katanya.
Ada siswa yang tidak memegang HP maupun laptop, sehingga mereka menunggu orang tuanya yang masih bekerja. "Jadi mereka menunggu dulu orang tuanya pulang. Bahkan ada yang baru ngasih tugas pukul 22.00 WIB dan 24.00 WIB," ungkapnya.
Handiani yang mengajar Kelas 1 SD ini mengatakan, masalah HP menjadi kendala dirinya mengajar. Sebab siswa kelas 1 memang tidak diperbolehkan memegang HP sendiri.
"Saya pribadi tidak mengejar materi yang ada di buku. Karena kalau seperti itu orang tua nanti yang kewalahan. Kita tidak mau sampai membebani orang tua dalam pembelajaran online ini," katanya.
Handiani merasa beruntung karena KBM daring bisa berjalan dengan baik. Sebab anak didiknya tidak memilki keterbatasan dalam akses internet karena muridnya berada di perkotaan.
"Orang tua sudah terbiasa menggunakan laptopnya jadi tidak ada halangan. Para guru juga mendapat bantuan dari Sekolah untuk urusan kuota internetnya, jadi tidak ada masalah," ucapnya.
Handiani berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. "Saya harap pandemi Covid-19 ini bisa cepat selesai agar bisa sekolah seperti biasa. Bisa ketemu dengan anak-anak dan mengajar secara langsung. Itu lebih efektif dan anak-anak juga lebih senang seperti itu," akunya.*