Warga Putus Sekolah Lereng Sumbing Bersemangat Belajar

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 9 April 2020 | 09:10 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 705


Infopublik - Setelah jeda selama dua pekan lantaran Pandemi Covid-19, sejumlah warga putus sekolah di Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah yang terletak dilereng Gunung Sumbing pada ketinggian 1.500 meter dpl, bertemu disalah satu rumah warga untuk belajar, Selasa (07/04/2020). 

Daerah ini merupakan zona hijau tidak terpapar wabah. Akan tetapi mereka tetap menghormati aturan pemerintah untuk tidak berkumpul agar tidak terkena virus Covid-19. Namun semangat mereka untuk belajar terus menyala, sehingga tetap berkumpul dengan membuat jarak aman dan mengenakan masker.

Pada pertemuan itu, Mariska Yudhawati, salah seorang relawan pengajar memberi mereka permainan 'Petualangan Desaku Sindoro Sumbing (Sin-Su)' untuk memudahkan para petani berusia 29-40 tahun belajar matematika. Permainan ini diciptakan sendiri oleh Mariska yang kesehariannya adalah guru honorer matematika.
 
Petualangan Desaku Sin-Su mirip permainan ular tangga diatas peta Kabupaten Temanggung yang diberi nomor pada tiap titik desa. Siswa memainkan dadu untuk mendapatkan nomor, lalu menemukan kuis hitung-hitungan matematika pada kartu berwarna merah, pink, kuning, biru yang menempel pada gambar peta.
 
"Ini untuk mengenalkan wilayah Temanggung. Juga supaya belajar tidak bosan dan untuk meningkatkan konsentrasi orang yang sudah bukan usia belajar. Matematika yang diajarkan adalah matematika sosial tentang kehidupan sehari hari," tutur Mariska.

Menjadi relawan untuk pendidikan non formal dilakukan Mariska sejak 2017, seiring dengan permintaan warga putus sekolah untuk belajar. Selain Mariska, ada tiga orang guru lagi yang terlibat mengajar. Namun, dari pengakuan warga setempat, hanya Mariska yang paling aktif datang untuk mengajar dua kali dalam sepekan. 

"Saya juga memberikan ketrampilan kewirausahaan seperti membuat teh dan mengolah sayuran busuk untuk membuat kompos organik,"katanya.

Tri Supono (32 Th), Ketua Karang Taruna Desa Legoksari, Tlogomulyo, mengaku hanya lulusan SMP. Ia bergabung dengan kelompok belajar itu karena mimpinya untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. "Dulu saya tidak bisa melanjutkan sekolah karena kesulitan ekonomi. Tapi sekarang saya sudah mapan secara ekonomi jadi ingin sekolah lagi. Saya mengajak teman-teman di karang taruna untuk belajar. Anak saya yang masih berusia tujuh tahun selalu menyemangati saya untuk belajar,"ungkap Tri.

Semula ada 26 orang putus sekolah yang ikut bergabung dalam kelompok belajar itu. Namun karena kurang motivasi, banyak yang kurang aktif. Sekarang hanya 12 orang yang aktif belajar. Mereka kerap membawa anak Balitanya ke lokasi belajar.

Andi Kurniawan (37 Th) siswa lainnya, mengatakan, mulanya sewaktu diajak belajar ia masih bimbang karena umurnya sudah tidak muda. Ia tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMP. "Saya berpikir apa bisa kalau mau sekolah lagi, sudah lama tidak belajar jadi malas berpikir pelajaran. Tapi karena banyak yang ikut jadi tertarik ikut belajar, dan malah senang. Saya pikir belum terlambat untuk belajar," ujarnya penuh semangat. (MC.TMG/Tosiani;Ekape)