- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 14 November 2024 | 05:41 WIB
: Sejumlah siswa dengan sukarela membantu pendistribusian bantuan bagi para pengungsi di SDK Eputobi Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (9/11/2024)/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki terus meningkat, mendorong Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memperluas zona bahaya.
Awalnya, radius zona sektoral barat daya–barat laut ditetapkan 8 kilometer, namun sejak Sabtu (9/11/2024), zona tersebut diperluas menjadi 9 kilometer. Sementara itu, area dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung tetap dilarang untuk segala aktivitas.
“Kami melihat peningkatan aktivitas dan luas cakupan zona bahaya yang makin meluas. Karena itu, pemerintah, melalui BNPB, telah membuka lebih banyak titik lokasi pengungsian. Ini sangat penting mengingat lokasi pengungsian di Kabupaten Flores Timur mulai penuh seiring bertambahnya jumlah pengungsi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Senin (11/11/2024).
Salah satu lokasi pengungsian yang telah mulai menampung warga adalah SDK Eputobi di Kecamatan Titehena. Jika jumlah pengungsi terus meningkat, BNPB siap membuka titik pengungsian tambahan. Menurut Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, sebanyak 1.049 warga dari tujuh desa telah mengungsi sejak Sabtu pagi.
Karena itu adalah hari pertama operasional pos pengungsian, BNPB bersama berbagai pihak terus berupaya memastikan pelayanan terbaik untuk para pengungsi. Kebutuhan seperti tenda tambahan akan dipersiapkan jika gedung sekolah tidak cukup menampung semua warga. Perlengkapan pendukung seperti matras, kasur lipat, selimut, perlengkapan kebersihan, perlengkapan memasak, makanan, air minum, tenaga kesehatan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya sudah mulai disalurkan.
Pasokan air bersih diusahakan dengan menyediakan tandon air. Sementara itu, untuk kebutuhan sanitasi, warga desa sekitar bersedia meminjamkan kamar mandi mereka bagi para pengungsi, hingga toilet portabel siap dipasang di area pengungsian.
“Kami sudah mulai berbenah sejak kemarin, berusaha melayani setiap pengungsi semaksimal mungkin agar semua kebutuhan mereka terpenuhi dengan layak,” ujar Agus Riyanto.
Bantuan dari berbagai lapisan masyarakat mulai berdatangan, mencakup logistik, pelayanan kesehatan, dan dukungan psikososial. Tenaga kesehatan telah memberikan pengobatan langsung kepada para pengungsi, sementara guru-guru di Kabupaten Flores Timur menyediakan dukungan psikosial dengan mengadakan kegiatan seperti bernyanyi, bercanda, dan bermain bersama anak-anak.
Di dapur umum, warga sekitar, khususnya para ibu, membantu menyiapkan makanan bagi pengungsi. Sejumlah siswa juga ikut serta secara sukarela dalam mendistribusikan logistik, memastikan setiap pengungsi mendapatkan kebutuhan dasar dengan cepat dan efisien.