- Oleh Jhon Rico
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:24 WIB
: Operasi Modifikasi Cuaca di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/12/2024)/ dok. BNPB.
Oleh Jhon Rico, Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:13 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 75
Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas cakupan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hingga ke wilayah Jawa Timur (Jatim). Operasi yang dimulai sejak Rabu (18/12/2024) ini memiliki posko yang berada di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Setelah sebelumnya OMC dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat, perluasan cakupan wilayah ini merupakan sebagai langkah bentuk mitigasi dan dukungan dalam mensukseskan momentum libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
"Sementara itu, di wilayah Jawa Timur, pesawat Cessna dengan nomor registrasi PK-SNN berangkat dari Bandara Juanda Surabaya dengan menabur 4 ton bahan semai dengan durasi terbang 9 jam 25 menit," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keteranganya, Sabtu (21/12/2024).
Dengan demikian, OMC yang dilaksanakan BNPB dari tanggal 11 Desember hingga 19 Desember 2024 ini sudah berhasil menebar total bahan semai Natrium Chlorida (NaCL) sebanyak 82 ton di Pulau Jawa.
Rinciannya, untuk di Jawa Barat 46 ton, Jawa Tengah 32 ton dan Jawa Timur 4 ton. Operasi ini menargetkan awan potensial seperti pertumbuhan awan Cumulus Congestus yang dapat berpotensi hujan.
Dalam upaya ini, potensi curah hujan terpusat di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat yang sebelumnya diprediksi intensitasnya sedang hingga lebat.
Setelah dilakukan OMC potensi hujan menjadi ringan hingga sedang di wilayah daratan 5-20 mm.
Operasi ini tidak dapat menghentikan hujan namun dalam hal ini pemerintah berupaya untuk mengurangi intensitas cuaca maupun mengurangi jumlah debit hujan yang turun.
Dengan adanya OMC maka bukan berarti masyarakat tidak perlu lagi melakukan mitigasi dan antisipasi. Sebab, faktor terjadinya bencana tidak hanya dari cuaca saja, namun berbagai hal mulai dari bagaimana kondisi hulu hingga tata kekola dibagian hilirnya.
Lebih lanjut, jelas dia, masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan turut melakukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan serta hal lain yang dianggap perlu dalam upaya meminimalisir dampak risiko bencana.