Banjir Demak, Operasi TMC Sebar Tiga Ton NaCl pada Hari Ketiga

: Tim memasukkan bahan semai NaCl ke dalam pesawat Cessna Caravan untuk operasi TMC di Lanud Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (17/2/2024)/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Minggu, 18 Februari 2024 | 16:18 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 115


Jakarta, InfoPublik - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang diprakarsai Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, TNI, pihak Lanud dan Otoritas Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, terus dilakukan demi mengurangi dampak banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak dan sekitarnya.

"Pada operasi TMC hingga hari ketiga ini atau Sabtu (17/2/2024), tim kembali menyemai bahan Natrium Clorida (NaCl) sebanyak tiga ton melalui tiga kali sortie yang dilakukan selama kurang lebih tujuh jam penerbangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keteranganya, Minggu (18/2/2024).

Adapun pada sortie pertama, penyemaian NaCl dilakukan di atas langit wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di area Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri.

Kemudian, melalui wilayah Provinsi DI Yogyakarta serta Kabupaten Klaten di Jawa Tengah dengan ketinggian jelajah 12 ribu kaki.

Sortie kedua dilakukan penyemaian di wilayah Laut Jawa dan bagian utara Kota Semarang dengan ketinggian 10 ribu kaki.

Selanjutnya untuk sortie ketiga, tim telah menyemai NaCl di wilayah Solo Raya, DI Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Wonosobo pada ketinggian jelajah 12 ribu kaki.

Sebelumnya operasi TMC dilakukan selama tiga kali sortie selama kurang lebih tujuh jam penerbangan dengan total bahan NaCl yang disemai sebanyak tiga ton, pada Jumat (16/2/2024).

Adapun cakupan wilayah penyemaian dilakukan di area Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Wonosobo, Boyolali, Blora, Sragen, DI Yogyakarta dan Selatan Laut Jawa Tengah.

Pantauan Satelit dan Hasil Evaluasi

Hasil pantauan satelit pemetaan presipitasi curah hujan GSMaP atau Global Satellite Mapping of Precipitation pada Jumat (16/2/2024), menunjukkan terjadi curah hujan ringan hingga sedang di wilayah Jawa Tengah.

Curah hujan tersebut terdistribusi pada bagian Tengah, hingga Barat dan Selatan dari Provinsi Jawa Tengah, dengan intensitas hujan mencapai 20 mm.

Sementara di sebagian area Demak, Kudus, Pati, dan Jepara terpantau hanya hujan ringan dan tidak terdeteksi hujan.

Distribusi curah hujan spasial pada 16 Februari 2024, wilayah Jawa Tengah, umumnya dalam kategori ringan hingga sedang.

Terpantau hujan dengan kategori lebat di area Kabupaten Sukoharjo, Klaten dan Barat Jawa Tengah, sementara untuk area DAS dan rawan banjir terpantau beberapa wilayah tidak terjadi adanya hujan dan beberapa wilayah terjadi hujan dengan intensitas ringan.

Adapun hasil evaluasi kegiatan untuk hari ketiga TMC ini adalah keberadaan daerah-daerah yang tergolong dalam proses perbaikan (super priority), dengan memberi tanda daerah yang sedang perbaikan.

Berdasarkan informasi oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, wilayah perbatasan Kudus dan Demak terdapat pompa air yang masih terdapat genangan termasuk tanggul yang sedang diperbaiki.

Adapun prioritas area yang diamankan yaitu sungai dari Grobogan menuju waduk Klambu.

Sementara kondisi waduk Klambu terpantau tinggi muka air sudah turun 15,70 mdpl, pada Jumat (16/2/2024).

Berdasarkan prediksi cuaca BMKG, umumnya potensi hujan terjadi pada siang hingga malam hari dengan intensitas ringan, pada Minggu (18/2/2024).

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah dengan mengerahkan pompa air bergerak atau mobile pump di beberapa titik.

Adapun pompa tersebut dioperasikan oleh BPBD Kota Semarang, Kota Solo, Kabupaten Kudus, Jepara dan Pemalang termasuk pompa milik BBWS.

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto juga telah meninjau kesiapan pompa air bergerak termasuk tim yang bertugas di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Menurut Agus, pengerahan pompa air bergerak dan operasi TMC merupakan satu rangkaian yang dilakukan untuk memaksimalkan penutupan tanggul jebol termasuk bertujuan agar genangan banjir dapat segera berangsur surut.

Sementara itu, operasi TMC dilakukan untuk penanganan di wilayah hulu sedangkan pengurasan genangan dan penutupan tanggul jebol merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk menangani permasalahan di hilir.

“Jika debit air terus datang dari wilayah hulu akibat hujan yang masif, maka tentu saja untuk penanganan di bagian hilir ini akan menjadi tantangan,” jelas Agus.

“Jadi (Operasi TMC dan pengerahan pompa-red) ini adalah sistem dari upaya kita untuk mengurangi dampak bencana yang ada di Demak,” tambahnya.

Hasil laporan kaji cepat yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, wilayah terdampak berkurang dari 8 menjadi 3 Kecamatan yakni Karanganyar, Mijen dan Gajah.

Penurunan wilayah terdampak banjir juga diikuti dengan berkurangnya jumlah pengungsi dari 27.389 menjadi 24.359 jiwa yang tersebar di 139 titik.

Adapun Jalur Pantura Demak-Kudus sudah dapat dilalui kendaraan roda 4, namun masih terdapat genangan di beberapa titik dengan ketinggian 10-30 cm. Terkait progres pembangunan atau penutupan tanggul jebol sudah mencapai 80 persen.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 20:25 WIB
BNPB Pastikan Situasi Kondusif Pascagempa M4,1 di Kuningan
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 14:07 WIB
Gempa Magnitudo 4,1 Akibatkan Rumah Rusak Ringan di Kuningan
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 26 Juli 2024 | 05:48 WIB
Banjir di Halmahera Tengah Berangsur Surut
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 25 Juli 2024 | 14:19 WIB
Banjir di Halmahera Timur Surut, Warga Kembali ke Rumah