- Oleh Jhon Rico
- Rabu, 13 November 2024 | 20:51 WIB
: BNPB melalui Direktorat Kesiapsiagaan bersama Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) menggelar kegiatan Hari Relawan Internasional yang diperingati setiap tanggal 5 Desember./ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Kesiapsiagaan bersama Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) menggelar kegiatan Hari Relawan Internasional yang diperingati setiap 5 Desember.
Hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap relawan yang dengan tulus bahu-membahu menghadapi tantangan penanggulangan bencana dan krisis kemanusiaan.
BNPB terus berkomitmen untuk meningkatkan sinergitas dengan para relawan sehingga kapasitas dalam memitigasi risiko dan menolong masyarakat terdampak dapat terlaksana semakin baik untuk membangun resiliensi berkelanjutan.
Ribuan peserta dari ratusan organisasi relawan se-Indonesia berpartisipasi memperingati Hari Relawan Internasional (International Voulenteer Day) 2023 dengan tema “Membangun Sinergitas Relawan Menuju Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh” yang dilaksanakan selama tiga hari pada 16 sampai 18 Desember 2023 di Bubulak Tepi Sawah, Kota Bogor, Jawa Barat.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo berharap kegiatan ini mampu mengedukasi dan mengenalkan penanganan bencana pada masyarakat umum, khususnya para pelajar dan generasi muda.
"Bagaimana mengenal risiko serta tahap-tahap maupun peralatan penanganan bencana sehingga mereka dapat ikut membantu dan muncul regenerasi relawan yang hebat," kata Pangarso, dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Selasa (19/12/2023).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan bahwa benteng penanggulangan pertama adalah masyarakat itu sendiri.
"Salah satu peran utama penanggulangan bencana adalah pelibatan masyarakat sebelum bencana terjadi," tutur Lilik.
Oleh karena itu, langkah pencegahan bencana dilakukan dengan memberikan edukasi dan membentuk ikatan relawan dari masyarakat Indonesia sendiri.
"Sekitar 204 juta jiwa masyarakat saat ini tinggal di tempat rawan bencana gempabumi, tsunami hingga banjir tapi tidak sejalan dengan jumlah personel BNPB dan BPBD yang tidak banyak," ungkap Lilik.
"Itu lah mengapa sangat penting menjaring teman-teman dengan solidaritas tinggi sebagai relawan yang terbina secara resmi dan memiliki kompetensi memadai sehingga upaya penanggulangan bencana dapat berjalan dengan maksimal," tambahnya.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah juga mengapresiasi dukungan bantuan dari BNPB serta penguatan kapasitas yang diberikan kepada para peserta terkait dengan mitigasi bencana.
"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga peserta dapat menerima edukasi mitigasi bencana untuk keamanan diri sendiri sekaligus mampu menolong orang lain, sekaligus santunan kepada yatim piatu," ucap Syarifah.
Direktur Eksekutif Lembaga Kemanusiaan Indonesia CARE yang dalam hal ini sebagai Ketua Panitia Hari Relawan Internasional 2023 Lukman Azis Kurniawan mengemukakan selain giat interaktif melalui alat utama sistem ketangguhan bencana (alusista bencana) dan simulasi langsung dengan virtual reality kebencanaan, terdapat beragam jenis kegiatan lain seperti voulenteer expo dan camp, workshop, seminar, donor darah serta lelang amal lukisan untuk Palestina.
"Para peserta bisa merasakan goncangan dan situasi bencana seperti bencana aslinya dan berkesempatan lebih mengenal peralatan penanggulangan bencana," pungkas Lukman.
Ketua Squad PBI Subur Rojinawi turut menyampaikan peringatan Hari Relawan Internasional dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya oleh organisasi relawan. Kali ini lokasi yang dipilih adalah Bogor.
Berdasarkan kajian risiko melalui InaRisk, Bogor memiliki tingkat potensi bahaya bencana banjir dan tanah longsor pada tingkat sedang hingga tinggi.
"Tiga tahun berturut-turut sebelumnya kita selenggarakan hanya berupa apel relawan di Cibubur. Tahun ini sesuai arahan BNPB, konsepnya kita ubah menjadi lebih edukatif dan melibatkan peran serta masyarakat di lokasi dengan kerentanan bencana sehingga lebih aplikatif," jelas Subur.
Hari Relawan Internasional untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi A/RES/40/212 pada 17 Desember 1985.
Sejak saat itu, pemerintah dari berbagai negara, PBB, dan organisasi masyarakat sipil telah berhasil bergabung menjadi sukarelawan di seluruh dunia.
Hal ini untuk merayakan Hari Sukarelawan Internasional setiap tanggal 5 Desember. Peringatan ini merupakan momen bagi para individu dan organisasi relawan untuk mempromosikan kontribusi mereka terhadap pembangunan di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Dengan menggabungkan dukungan PBB serta mandat dari akar rumput, Hari Sukarelawan Internasional menjadi kesempatan unik bagi orang-orang dan organisasi sukarelawan untuk bekerja dengan lembaga pemerintah, lembaga nirlaba, kelompok masyarakat, akademisi, dan sektor swasta.
Setidaknya sebanyak lebih dari 280 lembaga yang ada dalam naungan Squad PBI yang bergabung pada kegiatan ini, seperti Human Initiative, Rumah Zakat, DMC Dompet Dhuafa, Indonesia CARE, Bagi Indonesia, Asar Humanity, BAZNAS Bazis, BAZNAS RI, APPI, YBM PLN, AQL Peduli, BSI Maslahat, RHC, YM, Imani Care, Gerak Bareng, dan Aviation Voulenteer Indonesia.
Kemudian, Disaster Tambora, GMCI, RTB Indonesia, Harfa, Kedai Ciliwung, VRI, Medis Respon Tim, Sabhawana, KSB, Tagana, SAR Katulistiwa, Karang Taruna, Pramuka Peduli, RAPI, Orari, Hirpala Indonesia, One Care, WMI, Salam Aid, SBN, HELIX Corp., PMI, Menwa Rescue, Primas Rescue, Karawang Peduli, dan didukung Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kota Bogor dan FKP3D kota Bogor.