Angkutan Umum Perkotaan Indonesia Berkembang Pesat Dalam 10 Tahun Terakhir

: Menhub Budi Karya Sumadi dalam seminar nasional 'Arah Kebijakan Transportasi Nasional dalam Penguatan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:47 WIB - Redaktur: Untung S - 85


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, angkutan umum perkotaan dalam 10 tahun terakhir berkembang sangat pesat.

"Perkembangan angkutan umum perkotaan mengalami perkembangan sangat pesat sepuluh tahun terakhir. Sejumlah milestone atau tonggak telah menandai transformasi transportasi perkotaan dalam satu dasawarsa ini," ujar Menhub dalam seminar nasional 'Arah Kebijakan Transportasi Nasional dalam Penguatan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia" yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), di Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (14/10/2024).

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pembangunan transportasi perkotaan berperan penting dalam menggerakkan ekonomi dan menunjang mobilitas massa. Dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah telah memfasilitasi dilakukannya akselerasi transformasi transportasi perkotaan di Indonesia. Tonggak pertama diawali dengan pembangunan double track kereta api Jawa bagian selatan dan sebagian wilayah Jawa Barat, serta double double track untuk kawasan Jabodetabek.

Dengan adanya pembangunan jalur kereta api ini, angkutan perkeretaapian perkotaan pun berkembang pesat. Jumlah penumpang angkutan massal kereta rel listrik (KRL) saja telah mencapai 1,2 juta penumpang per harinya. Ini menjadi tonggak awal transformasi angkutan perkotaan.

Setelah itu, tonggak kedua adalah dibangunnya kereta api Makassar - Pare-pare yang menjadi kereta pertama di kawasan timur Indonesia. Saat ini KA Makassar - Pare-pare lintas Maros – Garongkong telah beroperasi. KA ini merupakan bagian dari KA TransSulawesi yang akan menghubungkan Makassar dengan Manado.

"Saat itu, Presiden mengatakan bahwa pembangunan itu jangan hanya dilakukan di Pulau Jawa saja. Maka, dibangunlah kereta api Makasar - Pare-Pare ini. Tak hanya angkutan penumpang, tapi angkutan logistiknya pun dikembangkan. Ke depan, kehadiran kerata api TransSulawesi ini akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya wilayah Sulawesi serta mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru," jelas Menhub.

Selanjutnya, tonggak ketiga adalah dengan dibangunnya transportasi Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta dan Light Rail Transit (LRT) di Palembang dan Jabodetabek. Menhub menilai, kehadiran MRT dan LRT ini menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan di perkotaan.

Berikutnya, tonggak transformasi perkotaan kian meningkat dengan hadirnya kereta api cepat Whoosh Jakarta-Bandung. Teknologi kereta cepat yang dihadirkan di Indonesia ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Pembangunan KCJB akan mendorong Bangsa Indonesia, untuk pembelajaran teknologi, metode, dan manajemen konstruksi yang lebih efisien, serta mengadopsi teknologi perkeretaapian yang lebih tinggi.

"Presiden ingin sekali ada teknologi yang paling canggih di dunia, yakni kereta cepat, bisa diterapkan di Indonesia. Awalnya, banyak yang menentang. Namun, pada akhirnya banyak yang mengapresiasi adanya kereta cepat ini. Mari kita kejar perkembangan teknologi itu, karena pada dasarnya kita adalah negara besar yang memungkinkan melakukan alih teknologi," ucap Menhub.

Dirinya melanjutkan, tonggak penting selanjutnya dalam transportasi perkotaan adalah elektrifikasi transportasi, serta integrasi antar angkutan yang mendorong keberlanjutan transportasi perkotaan. Dalam hal ini, pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi penggunaan kendaraan berbasis listrik, baik melalui pembuatan aturan, maupun pemberian subsidi.

"Terkait integrasi, wilayah perkotaan, khususnya Jabodetabek, saat ini telah terintegrasi dengan sangat baik. Sistem transportasi perkotaan telah terintegrasi, baik secara fisik maupun digital, yang melibatkan berbagai moda, seperti KRL, BRT, kereta bandara, MRT, dan LRT. Sistem transportasi Jabodetabek diharapkan menjadi proyek percontohan transportasi perkotaan yang efisien, aman, nyaman, inklusif, dan ramah lingkungan," sebut Menhub.

Ia berharap para akademisi pun dapat menopang transformasi transportasi ini melalui riset, opini dan masukan yang dapat membangun transportasi perkotaan.

"Kita butuh riset lebih lanjut dari teman-teman akademisi seperti di ITB ini. Contohnya, dalam pembuatan baterai untuk menunjang kendaraan listrik. Semoga dapat dipikirkan bagaimana kita membuat baterai yg murah, ringan, dan tahan lama. Inovasi-inovasi ini dibutuhkan untuk memberikan solusi. Sehingga pada akhirnya, apa yang kita lakukan memberikan kemajuan bagi transportasi Indonesia dan memberikan kebanggaan," pungkas Menhub.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:57 WIB
Indonesia Promosikan Kemajuan Perkeretaapian Nasional di Kancah Internasional
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:30 WIB
Kemenhub Terus Jalankan Reformasi Pola Pengasuhan di Perguruan Tinggi
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 05:54 WIB
Pemerintah Dorong Peningkatan PNBP Melalui Optimalisasi Badan Usaha Pelabuhan
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:48 WIB
Stigma Negatif Masih Melekat Pada Perempuan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 06:50 WIB
1 Dekade Pemerintahan Jokowi, Papua tidak lagi Jadi Penonton Investasi
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 14 Oktober 2024 | 17:35 WIB
Kementerian PUPR Apresiasi Mitra Kerja dalam Peringatan Hari Habitat Dunia 2024
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 14 Oktober 2024 | 17:44 WIB
Bakamla RI dan HIMA Persis Gelar Sosialisasi Perlindungan Pekerja Migran di Banten