Transformasi Kesehatan Indonesia: Pembangunan RS dan Peningkatan Layanan di Daerah Timur

: Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkes


Oleh Putri, Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:05 WIB - Redaktur: Untung S - 240


Jakarta, InfoPublik - Dalam empat tahun terakhir, Indonesia telah mengalami transformasi signifikan di bidang kesehatan. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan rumah sakit (RS) vertikal di Ambon, Kupang, Surabaya, Makassar, dan Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah Timur Indonesia.

Jumlah RS Pratama meningkat pesat, dengan 53 rumah sakit baru dibangun sejak 2021 hingga 2024. Pemerintah juga memberikan bantuan alat kesehatan kepada RSUD di seluruh Indonesia, termasuk RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Dokter RSUD dr. Soetomo Surabaya, Dr. Dyah E, Sp. Rad (K) Onik, menyatakan bahwa sebelum menerima bantuan alat radiasi dari pemerintah, pasien harus menunggu antrean antara sembilan hingga 10 bulan.

“Dengan adanya alat bantuan radiasi ini, waktu antrean untuk pasien kini dapat ditekan menjadi sekitar lima bulan,” ungkap Dr. Dyah dalam video yang ditayangkan di YouTube Kemenkes pada Sabtu (19/10/2024).

Lebih dari 4.000 alat kesehatan telah disediakan untuk penanganan penyakit, khususnya penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan kanker. Seluruh peralatan ini telah didistribusikan ke RS di seluruh Indonesia.

Di Papua, pemerintah telah membangun lebih dari 150 Puskesmas untuk meningkatkan akses kesehatan di daerah-daerah terpencil. Presiden Joko Widodo, dalam kunjungannya ke daerah, mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan.

“Hati-hati, semuanya harus sehat. Karena bagi yang cuci darah, itu harus dilakukan dua kali seminggu selama 10 tahun,” kata Presiden Jokowi saat berbincang dengan masyarakat yang menjalani cuci darah.

Melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), lebih dari 96 juta warga kini terlindungi oleh BPJS Kesehatan, dengan realisasi anggaran selama 10 tahun terakhir mencapai lebih dari Rp 357 triliun.

Saat pandemi COVID-19, pemerintah telah melaksanakan vaksinasi dengan lebih dari 451 juta dosis diberikan.

Sebagai pembelajaran dari pandemi, untuk membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan, pemerintah memperkuat industri kesehatan dalam negeri dengan pembangunan 15 industri bahan baku obat dan empat industri vaksin hingga 2024.

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, pemerintah telah memberikan lebih dari 11 ribu beasiswa pendidikan dokter spesialis untuk memperkuat tenaga medis di seluruh Indonesia.

Selain itu, upaya menurunkan angka stunting dan kematian ibu dan anak menunjukkan hasil yang cukup berhasil. Angka stunting turun dari 37,6 persen pada 2014 menjadi 21,5 persen pada 2023.

Melalui kerja keras, inovasi, dan kolaborasi, pemerintah telah berhasil menghadirkan layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Kamis, 21 November 2024 | 15:39 WIB
Pemerintah Fokus Percepat Penanganan Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Kamis, 21 November 2024 | 17:32 WIB
Kabupaten Bangkalan Raih Penghargaan Penurunan Stunting, Sekda Apresiasi TPPS
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 21 November 2024 | 23:31 WIB
Pemkab Pulau Morotai Perkuat Koordinasi untuk Percepatan Penurunan Stunting
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 21 November 2024 | 08:58 WIB
Pilkada 2024: Bawaslu Waspadai Kerawanan Keamanan di Enam Provinsi Papua
  • Oleh MC KAB BALANGAN
  • Rabu, 20 November 2024 | 07:58 WIB
Fokus Penurunan Stunting, DP3A P2KB PMD Balangan Gelar Diseminasi AKS Kedua