- Oleh Dian Thenniarti
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 21:58 WIB
: Presiden Jokowi bersama para pejabat pemerintah pusat dan daerah saat meresmikan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Rabu (2/10/3024)/Foto: Biro Komunikasi Publik PUPR
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 2 Oktober 2024 | 15:19 WIB - Redaktur: Untung S - 163
Jakarta, InfoPublik – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu (2/10/2024). Bendungan yang memiliki luas 299 hektare (ha) ini diproyeksikan mampu menampung 45 juta meter kubik air, berperan penting dalam penyediaan air baku dan irigasi di wilayah tersebut.
Peresmian bendungan itu merupakan wujud nyata komitmen Presiden Jokowi dalam memastikan ketersediaan air untuk irigasi dan mendukung ketahanan pangan nasional selama 10 tahun masa kepemimpinannya.
“Bendungan Temef akan mereduksi banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Malaka, serta mampu mengairi 4.500 ha sawah dengan biaya pembangunan mencapai Rp2,7 triliun. Ini manfaat yang sangat besar," ujar Presiden dalam keterangan persnya.
Presiden menekankan pentingnya peran air sebagai kebutuhan vital, terutama di wilayah NTT, yang sangat membutuhkan sumber air untuk menanam padi, singkong, jagung, dan komoditas pangan lainnya.
“Kunci kemakmuran di NTT adalah air. Tanpa air, jangan berharap NTT akan makmur dan sejahtera. Oleh sebab itu, dalam 10 tahun terakhir, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan empat bendungan di NTT, yaitu Rotiklot, Raknamo, Napun Gete, dan sekarang Bendungan Temef,” jelas Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa pengisian air di Bendungan Temef diperkirakan akan mencapai 100 persen pada Januari 2025. Bendungan ini dibangun selama tujuh tahun, sejak 2017 hingga 2024.
Presiden berharap pemerintah daerah, khususnya Bupati Timor Tengah Selatan, dapat memanfaatkan Bendungan Temef untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa Bendungan Temef memiliki kapasitas air baku 131 liter per detik dan dapat mengaliri 4.500 ha lahan irigasi, serta mereduksi banjir di wilayah seluas 3.750 ha. Indeks pertanaman juga diharapkan meningkat dari 150 persen menjadi 250 persen.
Manfaat lain dari bendungan ini adalah pengendalian banjir. Sistem irigasi eksisting telah berfungsi, dan potensi irigasi tambahan akan dioptimalkan seiring dengan berjalannya waktu.
Bendungan Temef merupakan salah satu dari empat bendungan yang sudah selesai dibangun di NTT antara 2015 dan 2024. Masih ada dua bendungan lagi yang akan diselesaikan, yakni Bendungan Manikin dan Bendungan Mbay, yang direncanakan rampung pada tahun depan.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Fernando Rajagukguk, menyebut Bendungan Temef sebagai yang terbesar di Provinsi NTT. Ia berharap bendungan ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung produktivitas pertanian dan suplai air baku bagi masyarakat, serta membantu mengendalikan banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
Turut hadir dalam peresmian ini antara lain Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Penjabat (PJ) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto, dan PJ Bupati Timor Tengah Selatan Seperius Edison.
Selain itu, hadir pula Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Adenan Rasyid, Direktur Utama (Dirut) Waskita Karya Muhammad Hanugroho, serta Dirut Indra Karya Gok Ari Joso Simamora.