- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 1 November 2024 | 16:48 WIB
: Presiden RI Jokowi saat bercengkrama langsung dengan masyarakat penerima bantuan pangan di Gudang Bulog Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Kamis (26/9/2024)/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 26 September 2024 | 21:19 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 183
Jakarta, InfoPublik – Program bantuan pangan (banpang) beras yang merupakan salah satu kebijakan pro rakyat pemerintahan saat ini, terbukti menjadi bantalan ekonomi masyarakat berpendapatan rendah untuk pemenuhan konsumsi hariannya.
Guna memastikan keberlangsungan bantuan pangan (banpang) beras, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengecek langsung ke masyarakat penerima di Gudang Bulog Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Kamis (26/9/2024).
"Ada yang ingin disampaikan keluhannya berasnya? Berasnya (sudah) bagus ya, Alhamdulillah. Nanti kalau ketemu presiden terpilih Pak Prabowo, disampaikan, minta dilanjutkan Pak gitu. Karena saya nanti 20 Oktober sudah purna tugas, sudah pensiun," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang diterima Infopublik.
Sebagai resultan dari penyaluran banpang beras tahap ketiga yang telah terlaksana di Agustus 2024 lalu, terdapat penurunan harga beras di berbagai wilayah Indonesia. Dalam laporan mingguan Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Agustus, tercatat hanya ada 73 kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras dan di awal September naik menjadi 90 kabupaten/kota.
Kepala Negara juga menanggapi isu mengenai harga beras yang tinggi serta pendapatan petani yang minim. Presiden menjelaskan bahwa harga gabah di tingkat petani telah meningkat menjadi Rp6.000 per kilogram (kg), dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya Rp4.200. Hal ini menunjukkan kesejahteraan petani yang semakin baik.
Nilai Tukar Petani (NTP) juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari 100,90 pada 2019, NTP naik menjadi 112,46 pada 2023, menunjukkan kenaikan sebesar 11,45 persen dalam 4 tahun terakhir.
Hadir mendampingi Presiden, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa program bantuan pangan (banpang) beras menjadi upaya pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani dalam negeri. Hal ini dikarenakan tugas Perum Bulog yaitu menyerap beras yang berasal dari hasil petani lokal. Sejak 2022, realisasi penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog terus meningkat.
"Realisasi penyerapan beras dalam negeri Perum Bulog pun kian meningkat. Grafiknya itu di 2022 capai 994 ribu ton. Lalu 2023 berhasil sampai 1 juta ton. Nah di tahun ini sampai minggu ketiga September sudah 908 ribu ton, sehingga kita bisa optimis di akhir 2024 nanti, penyerapan Bulog bisa terus meningkat," ucap Arief.
Atas upaya pemerintah yang senantiasa memperhatikan kepentingan petani tersebut, memberi dampak eskalasi terhadap pendapatan petani. Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pendapatan usaha pertanian perorangan di Indonesia adalah Rp66,82 juta per tahun.
Sementara jika menurut Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) 2021, rata-rata unit usaha pertanian perorangan memperoleh pendapatan sebesar Rp15,41 juta dalam setahun. Dengan itu dapat diartikan rerata pendapatan usaha pertanian perorangan telah mengalami peningkatan sampai lebih dari 4 kali lipat.
BPS turut melaporkan bahwa dari seluruh usaha pertanian di Indonesia pada 2023, sebanyak 68,10 persen termasuk dalam kategori petani skala kecil. Dari kategori itu, secara nasional di 2023, petani skala kecil di Indonesia disebutkan mampu memperoleh pendapatan sebesar USD8,50 PPP (Purchasing Power Parities) atau setara Rp44.507 per hari kerja.
Di sisi lain, pada tahun 2023, petani yang tidak termasuk kategori petani skala kecil dilaporkan mampu memperoleh pendapatan sebesar USD368,34 PPP atau setara dengan Rp1.929.764 per hari kerja. Angka tersebut naik signifikan karena pada 2021 yang kala itu hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar USD106,54 PPP atau setara dengan Rp506.983 per hari kerja.
"Kami di Bapanas bersyukur pendapatan sedulur petani masih terjaga baik dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini turut menandakan ekosistem pangan yang dibangun mulai dari hulu sampai hilir, berjalan cukup baik. Kita meyakini apabila semangat produktivitas petani terus menggebu, tentu ketercukupan kebutuhan konsumsi pangan dari pasokan domestik mampu terwujud, sehingga kemandirian pangan nasional pun kian kokoh," pungkas Kepala Bapanas.
Turut hadir menghadiri kegiatan tersebut Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Raja Juli Antoni, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Paser H.M Syirajudin, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono dan Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan BapanasI Gusti Ketut Astawa.