- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 20:15 WIB
: Dirjen Aptika Hoky Situngkir (Wahyu Sudoyo/InfoPublik)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 22 Agustus 2024 | 23:54 WIB - Redaktur: Untung S - 423
Jakarta, InfoPublik – Tingkat penetrasi internet di Indonesia yang mencapai 79,5 persen pada 2024 dan ditargetkan terus meningkat itu ternyata di atas rata-rata angka dunia sebesar 60 persen.
Hal itu dinilai menunjukkan hasil dari percepatan transformasi digital yang telah digenjot pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam 10 tahun terakhir.
“(transformasi digital) Indonesia itu perlu disyukuri karena sudah 70 persen penetrasi internet, jadi tujuh dari 10 orang Indonesia itu sudah terhubung dengan internet. Ini suatu hal luar biasa karena rata-rata dunia cuma enam dari 10,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Hokky Situngkir, dalam acara Penyerahan Hadiah Hactrace Independence Day Competition 2024 di Sport Stube, Jakarta Selatan, pada Kamis (22/8/2024).
Hokky mengatakan, tingginya angka melek internet itu juga menandai keberhasilan program transformasi digital nasional yang masih terus digenjot pemerintah hingga akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo dua bulan lagi.
Selain itu, angka penetrasi internet tinggi juga menjadi dasar pembentukan talenta-talenta digital mumpuni di semua bidang, termasuk keamanan siber (cyber security) yang sangat dibutuhkan institusi pemerintah dan swasta,
“Jadi kita berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang luar biasa sudah 10 tahun ini melakukan transformasi digital,” tutur Dirjen Aptika Kominfo.
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengatakan transformasi digital nasional menjadi prioritas utama pemerintah dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, dengan komitmen untuk tidak mengenal langkah mundur. Upaya itu bertujuan agar Indonesia dapat terkoneksi secara optimal dengan negara lain, melibatkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, khususnya Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan ekosistem digital Indonesia.
"Saya mengajak seluruh ekosistem digital untuk menyukseskan transformasi digital nasional, karena tidak ada jalan mundur untuk transformasi digital ini," tegas Wamenkominfo.
Nezar Patria menambahkan, seluruh dunia kini bergerak semakin terkoneksi secara erat, menjadikan transformasi digital sebagai transformasi bangsa di masa depan. Berbagai tren positif dalam transformasi digital dinilai sebagai peluang strategis yang harus dimanfaatkan secara holistik, baik dari aspek bisnis, ekonomi, hingga lingkungan.
"Transformasi digital mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan akses teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim," jelasnya.
Dalam konteks Visi Indonesia Emas 2045, Indonesia diharapkan menjadi negara berdaulat, maju, dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Untuk mendukung visi tersebut, Pemerintah menetapkan transformasi digital sebagai salah satu arah pembangunan dalam kerangka agenda transformasi ekonomi yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.