- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 21 November 2024 | 16:30 WIB
: Presiden Joko Widodo di Sidang Tahunan MPR RI 2024 (dpr.go.id)
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 16 Agustus 2024 | 12:07 WIB - Redaktur: Untung S - 407
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah telah menerapkan strategi pembangunan Indonesia-Sentris selama 10 tahun terakhir, yaitu sejak 2014 hingga 2024, dengan fokus membangun dari desa dan daerah terluar. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI 2024 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Jumat (16/8/2024).
“Selama 10 tahun ini kita telah mampu membangun sebuah fondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan yang Indonesiasentris, membangun dari pinggiran, membangun dari desa, dan membangun dari daerah terluar,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa strategi ini telah menghasilkan berbagai pembangunan infrastruktur penting, termasuk 366 ribu kilometer (km) jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 km jalan tol baru, 6.000 km jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, 43 bendungan, serta 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Dengan pembangunan ini, pemerintah berhasil menurunkan biaya logistik dari 24 persen menjadi 14 persen pada tahun 2023, yang berdampak signifikan pada peningkatan daya saing nasional. "Kita berhasil meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024," ungkap Jokowi.
Pembangunan Desa untuk Indonesia Emas 2045
Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, menegaskan bahwa pembangunan desa yang terus digenjot oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mendorong kualitas hidup masyarakat sebagai langkah menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
"Pembangunan desa itu bertujuan untuk pembangunan manusia. Sehingga seluruh kegiatan pembangunan, baik ekonomi maupun infrastruktur lainnya, orientasinya adalah pada pembangunan manusia," ujar Mendes PDTT dalam keterangannya terkait penutupan acara "Konsolidasi Peserta Refreshment Training Penguatan Partisipasi Pegiat Desa Dalam Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun Anggaran 2024" di Jakarta, seperti dikutip pada Senin (8/7/2024).
Abdul Halim menambahkan bahwa salah satu cara yang dilakukan Kemendes PDTT dalam meningkatkan SDM desa adalah melalui peningkatan kompetensi bagi pegiat desa, tenaga pendamping profesional (TPP), serta pendamping desa lainnya.
Langkah ini diharapkan akan menjadi bekal penting di tengah pesatnya persaingan ekonomi dan perkembangan teknologi berbasis digital. "Memahami ideologi pembangunan atau substansi dari sebuah perubahan pembangunan adalah sebuah keniscayaan," tutup Mendes PDTT.
Dengan strategi Indonesiasentris ini, pemerintah berharap dapat memperkuat fondasi pembangunan nasional yang berkelanjutan dan inklusif, sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan manfaatnya secara merata.