Nusantara
Seseorang duduk di pojok salah satu kedai kopi di pusat kota kecamatan. Orangnya tidak terlalu tua, namun juga tidak muda. Yah, bukan kategori anak milenial-lah. Berpakaian rapi dan terlihat begitu sopan, jika dilihat dari cara duduk dan berpakaiannya. Aku memperhatikan dari tempat dudukku, pria itu memesan teh jahe dan roti bakar dengan bahasa yang lembut, tenang, dan sopan. Tentunya curi-curi pandang, sebab aku perhatikan gerak-geriknya tanpa sepengetahuannya. Lalu aku melihat dia membuka telepon genggamnya (ponsel) dan perhatiannya terfokus pada benda pintar yang digemari oleh setiap orang. Sembari menatap layar ponselnya, ia kerap memperhatikan siapa saja orang yang berkunjung ke kedai kopi tersebut. Duduk di pojok tentu sangat leluasa baginya memperhatikan setiap orang yang datang.