Dubes New Zealand Tegaskan Dukung Sikap Indonesia atas Natuna

:


Oleh Berry, Kamis, 16 Januari 2020 | 07:48 WIB - Redaktur: Admin - 763


JPP, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima Duta Besar (Dues) New Zealand Jonathan Austin di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/1/2020) lalu.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membicarakan sejumlah topik aktual antara lain menyangkut stabilitas kawasan regional, perdagangan dan investasi, serta peningkatan kerja sama antara kedua negara.

Jonathan Austin menekankan pentingnya posisi Indonesia sebagai mitra strategis New Zealand di kawasan Asia Pasifik. Dia menyebut Pemerintah New Zealand prihatin atas aksi provokasi yang dilakukan Tiongkok di kawasan Laut China Selatan.

"Terlalu berisiko bagi Tiongkok untuk mengambil teritori Pulau Natuna dari Indonesia," ujar Jonathan.

Dubes New Zealand ini mengungkapkan dukungan pemerintah New Zealand terhadap kedaulatan Indonesia di Pulau Natuna. Jonathan menambahkan Tiongkok sangat membutuhkan Indonesia sebagai negara sahabat untuk menjaga stabilitas kawasan.

Isu lain yang juga menjadi perhatian Jonathan adalah kebijakan pemerintah terkait radikalisme. "Radikalisme merupakan tantangan yang akan selalu dihadapi setiap negara saat ini," ungkapnya.

Untuk itu, Jonathan ingin mengetahui cara yang ditempuh pemerintah Indonesia dalam menghadapi radikalisme. Selain dua isu tersebut, kondisi terkini Papua juga dilontarkan Jonathan kepada Moeldoko. Sebab banyak sekali pertanyaan yang muncul dari Senat New Zealand terkait kondisi Papua akhir-akhir ini.

"Ketika saya berada di New Zealand banyak anggota senat yang ingin tahu tentang permasalahan Papua dan bagaimana kebijakan dari pemerintah Indonesia," ungkap Jonathan.

Menurut Jonathan, pemerintahan New Zealand dengan tangan terbuka siap membantu Indonesia dalam berbagai bentuk untuk membangun Papua. "Kami sangat yakin rakyat Papu akan lebih sejahtera jika tetap bersama Pemerintah Indonesia. Untuk itu kami berkomitmen membantu Indonesia dalam berbagai bentuk untuk perkembangan Papua," ujarnya.

Dalam pertemuan hangat tersebut Moeldoko menegaskan Indonesia tidak akan bernegosiasi terkait Pulau Natuna. "Sikap pemerintahan kami sesuai dengan arahan Presiden Jokowi tidak ada negosiasi terkait Natuna," tegas Moeldoko.

Menurut Kepala Staf Kepresidenan, TNI memiliki kemampuan sangat baik menjaga seluruh teritori Indonesia hingga batas luar wilayah NKRI.

Moeldoko memastikan Indonesia tidak akan terpancing dengan provokasi yang dilakukan Tiongkok di Natuna. "Kami akan mempertahankan kedaulatan negara sesuai dengan koridor yang ada dalam semangat menjaga stabilitas kawasan," pungkasnya.

Sementara itu, terkait radikalisme, Kepala Staf Presiden mengatakan pemerintah tidak mentolerir radikalisme tumbuh di Indonesia. "Kami memiliki pengalaman dan sejarah panjang menghadapi radikalisme. Jelas pemerintah tidak akan memberi ruang terhadap radikalisme di Indonesia," tegas Moeldoko.

Tentang Papua, Moeldoko menjelaskan langkah strategis yang telah dijalankan pemerintahan Presiden Jokowi. "Pemerintah sangat fokus untuk membangun dan mengembangkan Papua saat ini melalui beberapa program prioritas," jawabnya.

Moeldoko mengatakan para parajurit TNI dan kepolisian yang berada di Papua menggunakan pendekatan kesejahteraan.

Moeldoko dan Jonathan juga membahas tentang peningkatan kerjasama dalam bidang militer. Menurut keduanya, kerjasama bidang militer yang telah terjalin selama ini berjalan sangat baik.

"Pendidikan militer New Zealand telah menghasilkan dua Panglima TNI yaitu Jenderal Sutarto dan Jenderal Moeldoko," ungkap Moeldoko.

Selanjutnya, Jonathan mengundang Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk berkunjung ke New Zealand. (ksp/nbh)