Cerita Positif Ekonomi Indonesia

:


Oleh DT Waluyo, Rabu, 26 April 2023 | 09:49 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 7K


Jakarta, InfoPublik - Selain kumpul keluarga besar di hari Lebaran, Sabtu (22/4/2023), kebahagian bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah saat dirinya mendapatkan deretan angka indikator ekonomi. Pada Triwulan I 2023, bayangan suram ekonomi global, hampir tidak berpengaruh pada Indonesia.

Simaklah deretan angka-angka positif yang menggembirakan yang ada di tangan Menkeu di Bulan April 2023 ini. Dari sisi inflasi, merujuk situs BPS (bps.go.id), pada Maret 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,97 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,36.

Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Tual sebesar 7,49 persen dengan IHK sebesar 117,19 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 112,59.

Tingkat inflasi month to month (m-to-m), masih menurut laporan BPS, pada Maret 2023 sebesar 0,18 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Maret 2023 sebesar 0,68 persen.

Sementara itu, tingkat inflasi y-on-y komponen inti Maret 2023 sebesar 2,94 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,16 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,63 persen.

Inflasi Maret 2023 itu menunjukkan penurunan signifikan. “Ini hal yang positif, pasti membantu dari sisi persepsi confidence masyarakat untuk melakukan belanja. Daya beli masyarakat juga bisa terlindungi kalau inflasi makin menurun,” ungkap Menkeu dalam Konferensi Pers APBN Kita yang diselenggarakan secara daring, di Jakarta, Senin (17/04/2023).

Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga, terutama di masa Hari Besar Keagamaan Nasional. Inflasi volatile food mengalami penurunan, disusul core inflation dengan level 2,9% yang juga mengalami penurunan.

Angka inflasi itu menunjukkan tren yang positif, di saat inflasi di negara-negara lain masih sangat struggle. Karena itu, Pemerintah terus menjaga  sisi positif inflasi. Hal ini karena inflasi di negara lain masih cukup tinggi, bahkan Argentina mencapai 104,3% dan Turki mencapai 50,5%.(*)

Foto: aktifitas pembangunan jalan tol (Dok. Kementerian PUPR)