Kepemimpinan yang makin Diakui

:


Oleh Taofiq Rauf, Jumat, 3 Februari 2023 | 10:53 WIB - Redaktur: Untung S - 5K


Yogyakarta, InfoPublik - Indonesia kembali menjadi sorotan. Setelah sukses mengajak Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan beberapa pemimpin dunia lainnya “mengangkat cangkul” di Presidensi G20 2022 Bali, Indonesia kembali dipercaya mampu membawa perubahan di Kawasan Asia Tenggara melalui Keketuaan ASEAN 2023.

Tidak menunggu lama usai kick off oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (29/1/2023), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) langsung memimpin negara-negara ASEAN dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023, 2 hingga 5 Februari 2023 di Yogyakarta. Forum ini merupakan event pariwisata terbesar di kawasan ASEAN yang rutin dilakukan setiap tahun.

“Yogyakarta dipilih karena kota itu merupakan salah satu destinasi super prioritas dengan infrastruktur MICE yang paling siap menggelar event pertemuan internasional pada level Menteri,” kata Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, Kamis (2/2/2023) di Yogyakarta.

ATF 2023 yang mengusung tema “ASEAN: A Journey to Wonderful Destinations”, akan menggelar sejumlah agenda. Mulai dari pertemuan para delegasi negara di level menteri, maupun National Tourism Organisation (NTO), hingga pertemuan Travel Exchange (TRAVEX), yang merupakan forum bisnis bagi para pelaku usaha pariwisata antara negara ASEAN. 

Selain itu ada pula kegiatan tambahan seperti Minister’s Breakfast Meeting oleh US-ABC, Minister Business Luncheon yang diadakan oleh CNN, tur pascapertemuan untuk delegasi VIP, ASEAN Awarding Ceremony, Global Modest Fashion Week hingga Lao Night, yaitu acara pendelegasian kepemimpinan ASEAN selanjutnya kepada Laos

Meski begitu peserta pertemuan ATF 2023 tidak hanya dihadiri negara-negara ASEAN saja. Beberapa negara mitra yang tergabung dalam ASEAN Plus Three (Jepang, Korea, Tiongkok) turut hadir. Kemudian India, Rusia, serta beberapa organisasi internasional lainnya seperti UNWTO, PATA, WTTC, ASEANTA, dan US-ABC.

Kehadiran para delegasi yang tidak hanya dari Kawasan ASEAN di ATF 2023 itu, menunjukan kepercayaan akan kepemimpinan Indonesia, khususnya di sektor pariwisata, untuk memandu pengembangan dan pemulihan destinasi wisata utama di regional maupun internasional, usai hantaman pandemi COVID-19. Namun yang lebih dinanti dari gelaran ATF 2023 itu adalah peran Indonesia menentukan posisi ASEAN sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

“Kesuksesan ATF itu akan menjadi kunci pengembangan pariwisata di negara ASEAN kedepan. Dan menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara sehingga target 7,4 juta kunjungan di tahun 2023 bisa kita capai,” tegas Sandiaga.

Menciptakan SDM berdaya saing global

Hari pertama ATF 2023 diawali dengan The 57th ASEAN National Tourism Organization (NTO’s), yang digelar di salah satu hotel terkemuka di Kota Gudeg, julukan Yogyakarta, Kamis (2/2/2023). NTO adalah organisasi pariwisata nasional yang mewakili pemerintah di kawasan ASEAN.

Pada kesempatan tersebut Indonesia menggaungkan tentang perlunya penguatan kemampuan dan profesionalitas para pekerja sektor pariwisata di kawasan Asia Tenggara, khususnya bagi anggota ASEAN. Upaya itu dianggap sebagai salah satu kunci mempercepat proses pemulihan sektor pariwisata pascapandemi COVID-19.

Melalui Sekretaris Kemenparekraf (Sesmenparekraf), Ni Wayan Giri Adnyani, Indonesia menegaskan jika butuh satu upaya kuat dan berkelanjutan untuk memulihkan sektor pariwisata pascapandemi. Di antaranya adalah konsistensi memperjuangkan pekerja pariwisata (tourism professional) yang berdaya saing tinggi. Tujuannya, para pekerja di sektor ini tidak hanya bisa bersaing di pasar ASEAN, tapi juga di tingkat global.

Adnyani menjelaskan, di kawasan ASEAN telah dirancang ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (MRA-TP). Tujuannya adalah memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional pariwisata antar anggota ASEAN.

“Apa yang kita lihat dalam waktu dekat adalah MRA-TP akan memfasilitasi pergerakan profesional pariwisata. Selain untuk bertukar informasi mengenai best practice dalam pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi bagi para profesional pariwisata, juga dapat memberikan peluang kerja sama dan pengembangan kapasitas di seluruh negara anggota ASEAN,” jelasnya.

Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) sektor pariwisata yang berkualitas, tentu akan menunjang sektor pariwisata yang mulai menggeliat usai hantaman pandemi. Data terbaru World Tourism Barometer yang dikeluarkan oleh UNWTO pada Januari 2023, menyatakan jika Asia Tenggara jadi Kawasan yang mulai dibanjiri wisatawan. Tercatat ada sekitar 34,4 juta kedatangan ke kawan ini. Artinya, jumlah itu meningkat dibandingkan 2021 yang hanya sekitar 2,9 juta.

Dalam ASEAN NTO’s Meeting, beberapa poin penting menjadi agenda pembahasan. Mulai dari implementasi ASEAN Tourism Strategic Plan (ASTP) 2016-2025, Study to Develop a Framework on Sustainable Tourism Development in ASEAN Post- COVID 19 Era, ASEAN Tourism Marketing Strategy, hingga penyelenggaraan event seperti seminar investasi dan ASTA (ASEAN Sustainable Tourism Award) 2024.

Selain "The 57th ASEAN NTO’s Meeting", ATF juga akan menggelar pertemuan lainnya seperti The 22nd ASEAN Plus Three (China, Japan, Korea) Minister's Meeting, The 10th ASEAN Plus India Minister's Meeting, dan The 2nd ASEAN Plus Russia Minister's Meeting yang akan digelar di Yogyakarta Marriot Hotel, Sabtu (4/2/2023).

Menanti Hasil Positif

Tentu patut dinanti, pada Minggu (5/2/2023), yang menjadi hari terakhir ATF 2023, hasil yang akan diraih dari gelaran internasional itu. Namun satu yang sudah ditunjukan Kemenparekaraf adalah kemampuannya meramu kerja sama untuk tidak hanya mendukung suksesnya kegiatan, namun yang terpenting adalah kekuatan promosi serta berbagi “remah” ekonomi dengan berbagai pihak.

Perusahaan jasa transportasi berbasis mobile, Grab Indonesia, salah satu yang digaet Kemenparekraf. Program “Numpang Pesona Jogja Istimewa” wara wiri di beberapa sudut kota Gudeg karena nempel di 50 armada komersil Grab Indonesia. Program aktivasi Kemenparekraf yang dikemas melalui ‘Wrapping Brand Wonderful Indonesia’ itu juga menghiasi transportasi publik lainnya, Trans Jogja.

“ATF 2023 memiliki makna yang cukup besar karena akan menjadi event pembuka pertemuan antar menteri dan stakeholders pariwisata dan ekonomi kreatif se-ASEAN,” kata Sandiaga.

“Remah” ekonomi selanjutnya dirasakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal. Tidak sampai dua digit dalam hitungan jam dibuka, pameran Pariwisata Indonesia, UMKM dan Industri Ekonomi Kreatif (Ekraf) serta Festival Kuliner rangkaian ATF 2023, transaksinya telah mencapai Rp1,4 miliar.

Jumlah itu masih akan terus bertambah, mengingat pameran akan berlangsung hingga Minggu (5/2/2023).

“ATF itu membawa dampak yang luar biasa. Kita bisa menampilkan kerajinan dari Yogyakarta dan seluruh Indonesia. Menampilkan banyak barang UMKM yang juga sudah memberikan demonstrasinya. Juga ada transaksi antarnegeri, jadi ATF itu bisa membawa berkah untuk Jogja,” ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), GKR Hemas, Kamis (2/2/2023) di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Yogyakarta.

Tercatat 160 UMKM mengikuti pameran yang mengedepankan program free ongkir untuk membantu UMKM memasarkan produknya tersebut. Melalui Sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan UKM Jogya atau yang dikenal sebagai SiBakul Jogja, pelaku UMKM memang diberi kemudahan untuk mendistribusikan produknya sampai ke seluruh dunia.

“UMKM memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi hingga 1,8 persen di Indonesia, dan bisa menciptakan 2 juta lapangan kerja. Masa setelah pandemi adalah saat yang tepat bagi UMKM Pariwisata untuk melakukan ekspansi,” jelasnya.

Pameran parekraf terkhusus ATF 2023 tidak hanya menghasilkan keuntungan yang nyata. Tetapi tentunya diharapkan kegiatan dan hasil serupa bisa keberlanjutan. Terlepas dari itu semua, yang terpenting tentu adalah semua pihak harus bahu membahu, bekerja sama dan terus bergerak menciptakan kreasi, inovasi dan peluang baru.

Segala upaya itu tentu memberi keyakinan jika kepercayaan dunia terhadap kepemimpinan Indonesia di berbagai event menjadi momentum terkerek kembalinya roda perekonomian. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia meningkat, UMKM terus bergeliat. Bukan hanya Yogyakarta tapi berbagai daerah di tanah air.

Foto: Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf/HO Infopublik