Mengamankan Stok Pangan Jelang Ramadan dan Idulfitri 2022

:


Oleh DT Waluyo, Selasa, 8 Maret 2022 | 12:03 WIB - Redaktur: Untung S - 708


Jakarta, InfoPublik – Ramadan dan hari raya Idulfitri 2022 tinggal menghitung hari. Menyambut bulan berkah itu, sejumlah persiapan dilakukan masyarakat. Lazim pula terjadi, di saat itu ekonomi bergerak lebih cepat. Terlebih di sektor perdagangan, khususnya bahan pokok, acapkali diwarnai gejolak kelangkaan stok dan diikuti kenaikan harga.

Kekhawatiran kelangkaan stok bahan pangan, kembali terjadi menjelang Ramadan 2022 ini. Berbeda dengan di tahun-tahun sebelumnya, stok bahan pokok pangan pada Ramadan kali ini sudah terbayang sejak tiga bulan sebelumnya. Adalah kelangkaan minyak goreng di awal 2022, menyusul kemudian kelangkaan kedelai di Februari 2022, menjadi alasan utama kecemasan masyarakat.

Kelangkaan minyak goreng di pasar (padahal produksi nasional minyak sawit mentah atau crude palm oil/ CPO) sebesar 46,88 juta ton), mendorong kenaikan harga hingga lebih dari Rp21.000/kg. Harga itu, jauh dari patokan harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14.000/kg.

Harga tinggi dan disertai kelangkaan stok di pasar, tidak urung membuat cemas warga. Belum pula gejolak harga minyak goreng mereda, konsumen RI dicemaskan dengan kelangkaan kedelai. Selain akibat kegagalan produksi di dalam negeri, kelangkaan harga kedelai juga karena Indonesia harus berebut dengan negara lain untuk mendapatkan pasokan kedelai, sehingga memicu harganya mahal.

Faktor konflik Rusia – Ukraina yang meletus sejak akhir Februari 2022, juga memicu kekhawatiran timbulnya kelangkaan stok akibat terganggunya jalur logistik.

Mengatasi kelangkaan stok sejumlah komoditas bahan pokok, pemerintah sigap bergerak. Melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kemnetan) serta K/L (Kementerian dan Lembaga) juga elemen masyarakat, bahu membahu mengupayakan stok komoditas yang sangat dibutuhkan warga tersebut. Operasi pasar pun digelar di sejumlah lokasi.

Sejak 14 Februari 2022 misalnya, Kemendag telah mengalokasikan dan mendistribusikan lebih dari 300 juta ton. Diperkirakan sampai Minggu kedua Maret 2022, guyuran minyak goreng mencapai 340 juta ton.

Hasilnya? Untuk sementara gejolak harga bisa diatasi, seiring membanjirnya stok. Namun, pemerintah tidak berhenti di sana. Sejumlah antisipasi terus dilakukan, demi mengamankan stok bahan pokok pangan, khususnya 12 bahan pangan pokok.

"Stok semua, insyaallah aman, semua bahan pangan pokok terutama 12 kebutuhan pokok. Pemerintah pastikan ketersediaan 12 komoditi semua di atas 1 bulan ketahanannya," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, dalam diskusi virtual, Minggu (6/3/2022).

Sebelumnya, Satuan Tugas Pangan (Satgas Pangan) Mabes Polri juga mengklaim pasokan bahan pokok lebih dari cukup untuk menyambut Ramadan dan Idulfitri. "Secara umum stok kebutuhan bahan pokok itu cukup, baik itu beras, gula, daging sapi, ayam, telur, minyak dan sebagainya,” kata Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Helmy Santika, usai rapat koordinasi dengan pihak terkait pangan, Kamis (24/2/2022).

Helmy mengingatkan, agar masyarakat tidak panik beli (panic buying). Satgas pun memberi warning, pemberian sanksi bagi pedagang atau spekulan yang mempermainkan pasokan sembako. "Insyaallah stok aman dan tidak perlu ada kepanikan-kepanikan, istilahnya panic buying atau beli dengan jumlah melebihi batas sewajarnya,” katanya.

Perbandingan Harga Barang Kebutuhan Pokok Nasional

 

Komoditas

Sat

04 Mar 2022

07 Mar 2022

(%)

Ket

 

Beras Premium

kg

12.400

12.400

0.00

 
 

Beras Medium

kg

10.400

10.400

0.00

 
 

Gula Pasir

kg

14.100

14.100

0.00

 
 

Minyak Goreng Curah

Lt

16.000

16.000

0.00

 
 

Minyak Goreng Kemasan Sederhana

Lt

16.500

16.600

0.61

 
 

Kedelai Impor

kg

13.400

13.300

-0.75

 
 

Tepung Terigu

kg

10.800

10.900

0.93

 
 

Daging Sapi Paha Belakang

kg

127.700

129.300

1.25

 
 

Daging Ayam Ras

kg

35.400

35.500

0.28

 
 

Telur Ayam Ras

kg

24.900

25.100

0.80

 
 

Cabe Merah Besar

kg

47.300

49.800

5.29

 
 

Cabe Merah Keriting

kg

50.500

52.400

3.76

 
 

Cabe Rawit Merah

kg

69.100

72.600

5.07

 
 

Bawang Merah

kg

37.100

36.800

-0.81

 
 

Bawang Putih Honan

kg

29.500

29.500

0.00

 

*Sumber: Kemendag

Tren Harga Stabil

Secara umum, tren harga barang kebutuhan pokok juga relatif stabil. Meski terdapat beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya. Misalnya saja bawang, cabe dan kedelai.

Harga bawang merah naik hampir 20 persen menjadi Rp37.000 per kilogram secara nasional. Dalam catatan Kemendag, penyebab kenaikan harga bawang merah karena tanaman di sentra produksi banyak yang rusak, akibat curah hujan yang tinggi saat panen, sehingga produktivitas turun sekitar 50 persen menjadi 4 ton per hektare.

Kemudian, harga cabe merah keriting naik 45 persen menjadi Rp50.500 per kilogram, cabe merah besar naik 38 persen menjadi Rp47.300 per kilogram dan cabe rawit merah naik 43 persen. Untuk cabe berdasarkan informasi dari asosiasi cabe Indonesia kenaikan harga cabe disinyalir lantaran, tertundanya masa pemetikan karena curah hujan yang tinggi di sentra produksi.

Untuk harga kedelai naik 7,5 persen menjadi Rp11.500 di tingkat pengrajin dan di tingkat eceran di atas Rp13.000. "Kenaikan kedelai merupakan dampak dari kenaikan harga kedelai dunia. Disinyalir akibat turunnya produksi di negara-negara Amerika Selatan, serta tentunya kalau kedelai kita itu dari Amerika, kita tahu di Amerika biaya produksi menjadi lebih tinggi karena terjadinya inflasi dan batasan pergerakan gara-gara pandemi," jelas Oke.

Pemerintah memastikan, sampai puasa dan lebaran nanti ketersediaan kedelai di dalam negeri terpenuhi. Selain itu, pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa akan terjadi penyesuaian harga sebesar Rp11.300 - Rp12.000 per kilogram di tingkat pengrajin. Adapun kebutuhan kedelai secara nasional tahun ini di kisaran 240.000 ton per bulan.

Guna memenuhi kebutuhan pasar kedelai, pemerintah meminta importir menyediakan 240.000 ton/bulan. Kedelai impor itu, diperlukan untuk menutup penurunan produksi kedelai lokal yang oleh Kementerian Pertanian diinformasikan menurun menjadi 250.000 ton per tahun dari sebelumnya 400.000 ton.

“Meski mahal, lebih baik barang tersedia. Karena 150.000 perajin tahu tempe itu sangat tergantung dari ketersediaan kedelai. Kalau kedelai tidak tersedia itu berbahaya bagi keberlangsungan para pengrajin usahanya,” kata Oke.

Ditambahkannya,  "Kami sudah pastikan kepada para importir untuk tetap menyediakan sebanyak 240.000 ton per bulannya dan terus mengalir dan itu kita jamin sampai akhir tahun mereka kita pastikan jamin sampai akhir tahun."

Stok Daging

Meski secara umum ketersediaan bahan pangan pokok masih aman, namun stoknya harus dijaga. Terlebih di saat mendekati bulan puasa dan lebaran. Untuk itu, Bulog yang mendapat tugas menjaga stok, terus melakukan pembelian. Untuk daging misalnya, Bulog telah memasukkan untuk daging beku yaitu 10.000 ton pada bulan Februari dan jumlah yang sama di awal Maret 2022.

Kenaikan harga daging segar disebabkan faktor dari Australia karena mayoritas daging segar di Indonesia dipasok dari sana. Akhir-akhir ini terjadi depopulasi dan saat ini Australia sedang melakukan repopulasi. Sehingga ada pembatasan-pembatasan di tengah permintaan yang meningkat. Harga sapi hidup dari naik meningkat dan menyebabkan harga daging segar di Indonesia meningkat hingga di atas Rp130.000 per kg. (*)

Foto ilustrasi: Seorang pekerja mengeringkan kacang kedelai impor di Rumah Tempe Indonesia, Cilendek, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/2/2022). Rumah Tempe Indonesia setiap harinya menghabiskan sebanyak 300 kilogram kacang kedelai impor yang diproduksi secara higienis serta ramah lingkungan untuk kemudian dipasarkan ke sejumlah supermarket di wilayah Jabodetabek dan diekspor ke Korea Selatan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.