Ada Tren Penguatan Ekonomi Kuartal IV 2021

:


Oleh DT Waluyo, Senin, 29 November 2021 | 08:26 WIB - Redaktur: Ahmed Kurnia - 754


Jakarta, InfoPublik – Kasus positif dan kematian harian akibat COVID-19 kembali naik secara global. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, gelombang baru terjadi saat musim dingin dan libur natal serta tahun baru.

Adapun kasus COVID-19 di Indonesia, berdasarkan data Tim Satuan Tugas (Satgas) penanganan COVID-19 , per Sabtu (27/11/2021), bertambah 404 orang  positif. Sehingga sampai saat ini total akumulatifnya 4.255.672 orang di Indonesia terkonfirmasi terinfeksi virus Corona yang menyebabkan COVID-19.

Untuk penambahan kasus sembuh 260 orang. Jadi di Indonesia total akumulatif sebanyak 4.103.639 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatid COVID-19.Sementara itu, kasus meninggal dunia ada penambahan 11 orang. Dengan begitu di Indonesia total akumulatifnya ada 143.807 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Dari data tersebut, kasus COVID-19 di tanah air, disimpulkan masih terkendali. Namun begitu, pemerintah terus mengingatkan agar masyarakat tetap  waspada menjelang natal dan tahun baru. Vaksinasi juga harus terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya utama pengendalian pandemi. 

Membaiknya penanganan COVID-19 di tanah air, memberikan dampak positif dalam perekonomian. Memasuki Kuartal IV 2021, demikian keterangan resmi Kementerian Keuangan, Kamis (25/11/2021), proses pemulihan diperkirakan akan terus berlanjut. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan PMI Manufaktur Global di Oktober 2021 yang melanjutkan level ekspansi dalam 16 bulan terakhir.

Penguatan aktivitas manufaktur global terutama didorong oleh aktivitas manufaktur di Eropa dan Amerika Serikat. Namun terdapat beberapa risiko peningkatan pandemi Covid-19, salah satunya isu gangguan pasokan yang diperkirakan akan memberikan tekanan pada aktivitas produksi ke depan.

Perkembangan ekonomi berbagai negara, demikian catatan Kemenkeu, menunjukkan perlambatan pada Kuartal III 2021. Namun, Indonesia menjadi salah satu negara yang perekonomiannya sudah kembali ke level pra pandemi.

Afirmasi posisi kredit Indonesia pada level BBB (Stable) oleh Lembaga Pemeringkat Fitch turut mengkonfirmasi kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat serta berprospek baik ke depannya. 

Kondisi pandemi yang relatif terjaga dan pelonggaran PPKM mendorong confidence masyarakat untuk kembali beraktivitas. Memasuki Kuartal IV 2021, mobilitas masyarakat telah melampaui level pra pandemi.

Pada bulan November, mobilitas naik 1,6 persen (mtm) dibandingkan bulan Oktober. Untuk pertama kali, secara triwulanan, pada triwulan IV rata-rata mobilitas positif 0,9 persen. Namun risiko ketidakpastian global perlu terus dipantau terutama dari faktor penyebaran virus Covid-19, rebalancing Tiongkok, Tapering-off AS, serta disrupsi supply global. Demikian disampaikan pada publikasi APBN Kita edisi November 2021. 

Tren Penguatan Ekonomi 

Kinerja ekonomi diperkirakan menguat di Kuartal IV 2021. Konsumsi rumah tangga dan net ekspor diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan. 

"Kinerja perekonomian yang cukup positif ini diharapkan akan meningkatkan kembali kurva pemulihan ekonomi Indonesia lebih kuat dibandingkan situasi kuartal III yang hanya 3,5. Secara keseluruhan karena kita kuartal I hanya -0,7 dan kuartal ketiga di 3,5 kita memperkirakan di dalam keseluruhan tahun 2021 ini pertumbuhannya ada di 3,5 hingga 4,0 ini artinya kita berharap di kuartal IV pertumbuhannya ada di atas 5%", ungkap Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers daring APBN KITA November 2021 

Inflasi di Indonesia cenderung terjaga akibat disrupsi supply masih terbatas dan kenaikan daya beli belum maksimal. Harga komoditas diperkirakan akan tetap tinggi sampai paling tidak pertengahan tahun 2022. Hal ini berisiko kepada peningkatan imported inflation. Sehingga, perlu diwaspadai kombinasi antara kecepatan pemulihan ekonomi dengan potensi supply disruption yang harus dikelola. 

Aktivitas konsumsi berangsur membaik karena dipengaruhi membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat, sebagai dampak respons penanganan COVID-19 yang makin baik. Optimisme konsumen terus menguat seiring membaiknya mobilitas masyarakat, tercermin dari IKK Oktober 113,4 (kembali pada area optimis >100), lebih tinggi dibanding 95,5 pada September. Penjualan Ritel Oktober 2021 diperkirakan tumbuh meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan, tercermin dari IPR Oktober 2021 sebesar 193,0. 

Surplus neraca perdagangan Oktober 2021 mencapai USD5.7 miliar yang merupakan rekor tertinggi 20 tahun terakhir. Secara akumulatif (Jan-Okt’21), surplus neraca perdagangan mencapai USD30.8 miliar yang merupakan tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Ekspor meningkat sebesar 53,4 persen (yoy), didukung kenaikan harga komoditas dan volume ekspor migas dan non migas.

Ekspor migas naik 9,9 persen (mtm) dan 66,8 persen (yoy), sementara ekspor non migas naik 6,8 persen (mtm) dan 52,8 persen (yoy). Impor juga tumbuh tinggi, 51,1 persen (yoy), terutama didorong oleh pertumbuhan impor barang modal dan bahan baku dan penolong yang mengindikasikan menguatnya aktivitas sektor manufaktur. 

Menguatnya kinerja ekonomi nasional telah mendorong berlanjutnya peningkatan kinerja APBN. Per Oktober 2021, Penerimaan Negara mencapai Rp1.510,0 triliun atau 86,6 persen terhadap target. Realisasi tersebut tumbuh 18,2 persen (yoy) ditopang oleh meningkatnya penerimaan perpajakan, Kepabeanan dan Cukai dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). (*)

Ilustrasi, mekanisasi pertanian di Indonesia (Dok. Kementan)