Indikator makin Positifnya Ekonomi RI

:


Oleh DT Waluyo, Jumat, 17 September 2021 | 08:56 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta, InfoPublik – Tren positif ekonomi Indonesia, tergambar dari data-data statistik. Setelah Bank Indonesia merilis cadangan devisa yang terus meningkat. Yakni, sebesar 144,8 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan posisi akhir Juli 2021 sebesar 137,3 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selanjutnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyampaikan catatan, membaiknya ekspor di Agustus 2021. Sebagaimana dikutip Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam rilis resmi Kamis (16/9/2021), bahwa  nilai ekspor Indonesia terakselerasi positif.

Kondisi positif eknomi itu, sejalan dengan Wellington Perspective terbaru (https://www.wca.co.id/post/indonesia-is-positioned-to-recover-strongly-from-the-socio-economic-hiatus-caused-by-covid-19-crisis). Disampaikan bahwa, pemerintah Indonesia sudah tepat dalam memilih jalur pemulihan sosial ekonomi dari krisis COVID-19. 

Dalam penilain Wellington, sektor-sektor utama bisnis di Indonesia menunjukkan tren positif. Hal ini, setidaknya disebabkan tiga faktor utama. Yakni terkendalinya varian delta, vaksinasi di Jakarta yang mencapai 60 persen, serta pemerintah RI yang pro aktif.    

Pemerintah memperkirakan PDB akan tumbuh hingga 3,7 persen - 4,5 persen pada 2021 didukung oleh paket luas inisiatif kebijakan strategis dan reformasi peraturan - semuanya didukung oleh Omnibus Law unggulan dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Ekspor tertinggi

Pada periode Agustus 2021, nilai ekspor mencapai US$21,42 miliar atau naik 20,95 persen dibanding ekspor Juli 2021 dan naik 64,10 persen dibanding Agustus 2020. Nilai ekspor tersebut sekaligus tercatat sebagai rekor tertinggi baru bagi ekspor Indonesia setelah sebelumnya terjadi pada Agustus 2011 sebesar US$18,60 miliar.

“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut sejalan dengan pemulihan permintaan global,” ungkap Menko Airlangga.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik, peningkatan ekspor Agustus disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas 21,75% dari US$16.720,6 juta menjadi US$20.356,7 juta. Ekspor non migas memegang peranan 94,45% terhadap total ekspor Januari-Agustus 2021.

Peningkatan terbesar sektor nonmigas Agustus 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$1.544,8 juta. Merujuk pada sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Agustus 2021 naik 34,12 persen dibanding periode yang sama pada 2020.

“Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak, termasuk kontribusi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi COVID-19,” lanjut Menko Airlangga.

Hal ini dibuktikan dengan kenaikan dua komoditas ekspor industri pengolahan yang berbasis pada sektor IKM, yakni ekspor kayu dan barang dari kayu mampu mencapai US$2,55 miliar dan furnitur mencapai US$1,63 miliar. Kedua komoditas ini bahkan termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang 2021.

Pemerintah akan berupaya untuk menjaga performa ekspor Indonesia. Sinergi lintas Kementerian/Lembaga dalam rangka meningkatkan daya saing IKM berorientasi ekspor melalui asistensi dan fasilitas fiskal, peningkatan daya saing, pengembangan pangsa pasar, pembiayaan ekspor, serta penyediaan akses dan sistem informasi IKM berorientasi ekspor.

“Pemerintah bersama seluruh stakeholders terus berupaya menyusun berbagai program dan insentif yang relevan pada seluruh komoditas IKM berbasis ekspor. Dengan demikian, seluruh IKM yang bergerak di berbagai sektor dapat terus berkontribusi dalam menopang ekspor Indonesia secara keseluruhan,” pungkas Menko Airlangga. (*)

Ilustrasi, Dok. Kemenkeu.go.id