Cerita Jembatan Wai Kaka, Simbol Konektivitas Pulau Maluku

:


Oleh DT Waluyo, Kamis, 16 September 2021 | 13:39 WIB - Redaktur: Untung S - 1K


Jakarta, InfoPublik - Jembatan Wai Kaka. Begitu warga mengenal jembatan di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Jembatan Wai Kaka punya peran penting dalam mendukung kelancaran transportasi dan distribusi logistik di Provinsi Maluku.

Lokasinya strategis karena berada di jalur utama Trans Seram. Jalur ini merupakan salah satu akses darat penting menghubungkan tiga kabupaten di Pulau Seram, yakni Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur.

Ketika banjir bandang menerjang wilayah tersebut pada 7-20 Juni 2020, demikian keterangan tertulis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kamis (16/9/2021), Jembatan Wai Kaka rusak parah. Konektivitas  di sana pun terganggu.

Mengatasi hal itu, Kementerian PUPR bergerak cepat. Sembari menyiapkan jembatan permanen, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku Ditjen Bina Marga, membangun jembatan darurat rangka bailey 3 x 30 meter dan menaikan posisi lantai jembatan agar aman terhadap muka air banjir.

Dalam waktu singkat jembatan darurat pun bisa digunakan, menyambung  transportasi masyarakat setempat selama jembatan permanen Wai Kaka dibangun. Masalah konektivitas di sana teratasi.

Sebagaimana disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai tulang punggung pengembangan konektivitas antar-wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia. "Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata Menteri Basuki.

Selanjutnya, pembangunan Jembatan Wai Kaka, secara permanen sepanjang 100 meter pun dirancang dan dibangun oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku. Konstruksi jembatan menggunakan pondasi tiang pancang baja dengan tipe bangunan bawah menggunakan 2 abutment tanpa pilar dan tipe bangunan atas berupa RBI tipe A.

Jembatan Wai Kaka dilengkapi dengan trotoar selebar 1 meter di sisi kanan dan kiri.

Uji Beban

Kini, di September 2021, jembatan permanen Wai Kaka pun siap beroperasi. Untuk itu, Kementerian PUPR melalui Tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Direktorat Jembatan, dan Balai Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga telah melakukan uji beban untuk mendapatkan sertifikat laik fungsi jembatan, Sabtu (11/9/2021).

Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Yudha Handita Pandjiriawan mengatakan bahwa Jembatan Wai Kaka termasuk jembatan khusus. Untuk itu perlu dilakukan sertifikasi laik fungsi jembatan sebelum beroperasi.

“Bentang jembatan 100 meter itu termasuk jembatan khusus, jadi harus mendapat sertifikasi uji laik fungsi. Hasil uji beban hari ini akan dibahas oleh seluruh anggota KKJTJ. Kalau semua anggota oke, Pak Menteri PUPR akan mengeluarkan sertifikat laik fungsi, baru jembatan bisa dioperasikan,” ujar Yudha.

Uji beban dilakukan menggunakan 18 truk dengan berat masing-masing sebesar 17,92 ton sehingga total berat 322 ton yang digunakan untuk menguji beban jembatan.

Dengan tersambungnya kembali jembatan secara permanen, diharapkan dapat memperlancar transportasi dan distribusi logistik bagi masyarakat setempat sehingga bisa membantu menggerakan roda perekonomian wilayah.(*)

Ilustrasi, uji beban Jembatan Wai Kaka, Provinsi Maluku, Sabtu 11/9/2021 (Dok. Kementerian PUPR)