Menuju Terang 100 Persen di Tanah Air

:


Oleh DT Waluyo, Rabu, 9 Juni 2021 | 13:07 WIB - Redaktur: Ahmed Kurnia - 1K


Jakarta, InfoPublik – Rasio elektrifikasi hingga level 99,9%. Begitulah besaran yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian ESDM di tahun 2021. Selain angkanya yang tinggi, target itu juga disertai dengan harapan agar masyarakat Indonesia bisa menikmati listrik yang berkualitas secara merata. Dengan kata lain, pemerintah bertekad hadir dalam mengalirkan listrik dan menerangi kawasan yang membutuhkan, sekaligus menyalakan mimpi-mimpi dari anak-anak di desa terpencil.

Target yang mendekati 100% itu bukan tanpa dasar. Kementerian ESDM mendasarkan diri pada capaian elektrifikasi selama enam tahun terakhir ini. Tercatat, bahwa program elektrifikasi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2014 lalu rasio elektrifikasi Indonesia baru di level 84,35%, maka di tahun 2020 kemarin rasio elektrifikasi nasional mencapai level 99,20%.

Dalam enam tahun terakhir, demikian disampaikan  Menteri ESDM Arifin Tasrif, rasio elektrifikasi meningkat 14,85% (dari level 84,35% menjadi 99,20%). Karena itu, target 99,9% di tahun 2021 bukan hal yang sulit untuk dicapai. Dengan kata lain pula, untuk mencapai 100%, bisa dibilang tinggal sepelemparan galah. Meski, dalam upaya mewujudkan itu, masih disertai berbagai kendala. Selain area kondisi geografis yang sulit dijangkau, juga masih adanya pandemi COVID-19 (sejak Maret 2020 hingga Juni 2021).

Toh, upaya mewujudkan target yang oleh PLN disebut  sebagai “Menghadirkan Terang Menyalakan Mimpi”, terus bergulir kencang. Hingga Maret 2021, PT PLN (Persero) melaporkan progres yang cukup menjanjikan.  Realisasi rasio elektrifikasi telah mencapai 99,30 persen atau naik 0,10% dibanding posisi rasio elektrifikasi pada Desember 2020 yang mencapai 99,20 persen.

Rasio elektrifikasi itu sendiri digambarkan sebagai perbandingan jumlah rumah tangga yang telah teraliri listrik dengan jumlah total rumah tangga. "Rasio elektrifikasi semakin meningkat, sampai dengan Maret 2021 sudah mencapai 99,3 persen," ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (25/5/2021).

Dari 34 provinsi di Indonesia, dapat diklasifikasikan; sebanyak 30 provinsi sudah memiliki rasio elektrifikasi lebih dari 95 persen, lalu 3 provinsi dengan rasio elektrifikasi masih di bawah 95 persen, dan 1 provinsi dengan rasio elektrifikasi 100 persen. Adapun tiga provinsi yang rasio elektrifikasi cukup rendah yakni Papua 94,55 persen, Maluku 92,03 persen, dan Nusa Tenggara Timur 88,19 persen. Sementara Bali menjadi satu-satunya provinsi dengan rasio elektrifikasi 100 persen.

Rasio Desa Berlistrik

Sementara rasio desa berlistrik, sesuai data PLN, hingga Maret 2021 sudah mencapai 99,59 persen atau mencapai 82.630 desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah desa yang sudah teraliri listrik ini bertambah dibandingkan posisi akhir 2020 yang sebanyak 82.569 desa.

Untuk diketahui, desa berlistrik merupakan desa yang dilistriki oleh PLN dan non-PLN, seperti pemerintah daerah maupun swasta. Bila dilihat per provinsi, maka dari 34 provinsi ada sebanyak 32 provinsi yang seluruh desanya sudah tersambung listrik hingga 100 persen. Sementara desa berlistrik di Papua baru mencapai 95 persen dan di Papua Barat mencapai 96,19 persen. "PLN terus berupaya maksimal untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen, terutama di daerah 3T tertinggal, terdepan dan terluar) yang mungkin akses dan medan untuk mencapai lokasi tersebut relatif sulit," kata Zulkifli.

Data Kementerian ESDM membagi tiga kategori, rasio elektrifikasi di atas 95%, antara 90-95%, dan di bawah 90%. Dari 34 provinsi di tanah air, yang memiliki rasio elektrifikasi di atas 95% ada 29 provinsi. Yakni, Aceh (99%), Sumut (99%), Sumbar (98%), Riau (99%), Jambi (99%), Bengkulu (99%), Sumsel (98%), Kepri (99%), Babel (99%), Lampung (99%), Banten (99%).

Lalu DKI Jakarta (99%), Jabar (99%), Jateng (99%), DIY (99%), Jatim (98%), Bali (100%), NTB (99%), Kalbar (97%), Kaltara (99%), Kalsel (99%), Kaltim (99%), Sulut (99%), Gorontalo (98%), Sulteng (97%), Sulbar (99%), Sulsel (99%), Malut (99%), dan Papua Barat (99%).

Sementara untuk rasio elektrifikasi di kisaran 90%-95%, ada empat provinsi; Kalteng (94%), Sultra (94%), Maluku (92%), dan Papua (94%). Adapun satu-satunya daerah yang hingga akhir 2020 rasio elektrifikasi di bawah 90% adalah NTT. Persisnya, rasio elektrifikasi di NTT baru 88%. Karena itulah Kementerian ESDM, pada 2021 ini mencanangkan target khusus capaian di NTT sebesar 100%. Dengan demikian, di akhir 2021 nanti, tidak ada lagi provinsi yang rasio elektrifikasinya di bawah 95%. 

Target capaian rasio elektrifikasi di NTT jelas bukan pekerjaan mudah. Bukan hanya di NTT, tantangan utama pelaksanaan pembangunan infrastruktur  di sejumlah daerah, adalah kondisi medan yang menantang, tidak tersedianya infrastruktur yang menunjang pengembangan pembangkit maupun alternatif penyediaan energi listrik. Selain itu juga masalah potensi kerawanan dari sisi keamanan. Mobilitas kendaraan terbatas dan material listrik hanya bisa diangkut dengan tenaga manusia.

Untuk menemukan jejak koordinat desa saja acapkali bukan hal yang gampang. Butuh sejumlah penanganan ekstra. Istilah di PLN, perlu menggunakan pattern recognition, spatial optimization, secara teknologi untuk menemukan lokasi dari desa yang perlu mendapat aliran listrik.

Mengutip sumber di Kementerian ESDM, peningkatan elektrifikasi listrik di 2021 juga akan menyasar 2.044 desa . Di sana akan dilakukan penguatan jaringan atau peningkatan jam nyala serta penggantian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Dalam hal ini, pemerintah melakukan pengadaan tabung listrik (Talis) sebanyak 25.000 unit untuk menggantikan LTSHE.

Ilustrasi, sejumlah warga di NTT merayakan hadirnya listrik di wilayahnya. (Dok. Kementerian ESDM)