Kepercayaan Dunia Meningkat, Dana Masuk Rp 4,37 T

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Kamis, 30 April 2020 | 21:47 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 569


Jakarta, Info Publik - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa Indonesia mendapat capital inflow asing (dana asing masuk) berupa pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dan saham sebesar Rp4,37 triliun periode 13 hingga 20 April 2020.

"Terjadi inflow asing dari non resident ke Indonesia berupa SBN dan saham sebesar Rp4,37 triliun dari 13 hingga 20 April," ungkapnya saat menyampaikan informasi Ekonomi Terkini secara virtual pada Rabu, (22/4/2020) di Jakarta.

Namun, pada saham masih terjadi outflow sebesar Rp2,8 triliun, sehingga netto Rp1,57 triliun. Meskipun demikian, pembelian ini menunjukkan kepercayaan global terhadap ekonomi Indonesia, khususnya investasi pendapatan tetap atau SBN, meningkat.

"Hal ini menunjukkan confidence asing terhadap Indonesia, khususnya investasi fixed income atau SBN berangsur-angsur meningkat," tegasnya.

Menurutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah pertama dari imbal hasil, investasi SBN Indonesia cukup menarik. Contohnya, selisih yield spread (suku bunga) obligasi Pemerintah Indonesia bertenor sama-sama 10 tahun dengan treasury Amerika sebesar 7,1% atau 713 basis poin.

Contoh lainnya, suku bunga riil setelah dikurangi inflasi, sebesar 4,6%. Suku bunga tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan Meksiko, India, maupun negara Asia lainnya.

Kedua, premi resiko lebih rendah. Salah satu indikatornya adalah volatility index fixed dimana sebelum terjadi Covid-19 sebesar 18,8, pada puncaknya di pertengahan bulan Maret 83,2 dan terakhir 43,8. Ini artinya kepanikan pasar keuangan global menurun. 

"Imbal hasil dan premi resiko yang rendah adalah dua indikator, investor mau berinvestasi pada obligasi pemerintah," tukasnya.

Perry Warjiyo, mengungkapkan periode arus modal masuk (capital inflow) dan arus modal keluar (capital outflow) di Indonesia dapat dilihat dari pola data historis.

Menurut Perry, pada akhirnya pola pergerakan arus modal asing ke Indonesia akan berimplikasi pada penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) dan penguatan nilai tukar rupiah.

"Kalau kita lihat rujukan. Kita lihat angka-angka dari 2011 sampai sekarang, rata-rata periode outflow selama 4 bulan, tidak lebih dari 4 itu. Jumlah yang outflow berapa? Sekitar Rp 29,2 triliun," papar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4/2020).

Bank Indonesia (BI) menyebut kepercayaan investor kepada aset keuangan domestik mulai kembali pulih. Hal ini tercermin dari pegerakan rupiah yang menguat dan aliran modal asing (capital inflow) yang mulai masuk khususnya ke Surat Berharga Negara.

Perry Warjiyo mengatakan rupiah yang mulai bergerak stabil turut mendorong  arus modal asing (capital inflow) di pasar keuangan yang tercatat masuk kurun waktu 14-16 April masuk ke portofolio.

Ia merinci pada tanggal 14 April inflow sebesar Rp 0,7 triliun, Kemudian Rp 15 April sebesar Rp 0,2 triliun, dan pada tanggal 16 April inflow yang masuk sebesar Rp 2,5 triliun. "Ini kelihatan bahwa confidence terbentuk dan terjadi inflow," jelasnya.

Menurutnya jika berdasarkan  data historis, tambah, arus modal asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak dan berlangsung lebih lama ketimbang arus modal keluar (capital outflow). Sepanjang 2011-2019, rata-rata outflow dari SBN adalah Rp 29,2 triliun dalam waktu empat bulan.

Namun periode sesudah outflow, inflow justru masuk lebih besar dan lebih lama yakni periode 2011 hingga 2019  inflow di SBN rata-rata adalah Rp 229,1 triliun dalam waktu 21 bulan. "Itu mendasari keyakinan kami bahwa  periode Covid-19 akan mereda dan kemudian akan memicu   inflow yang jauh lebih besar dan dalam periode yang lebih lama. Itu mendasari nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat," kata Perry.

Selain itu, ia menyebut bahwa pasar confident terhadap berbagai kebijakan BI dan BI selalu di pasar untuk menstabikkan rupiah. " Insyaalah ke depan periode setelah covid, inflow akan lebih besar dan berjalan lebih besar," tutupnya. 

"Tapi setelah outflow, apa yang terjadi? Ada periode inflow. Berapa lama? 21 bulan. Jumlah yang inflow ke SBN berapa? Rp 229 triliun. Jadi maksud saya, memang kita berat saat ini. Tapi jangan terlalu pesimistis. Liat angka-angka historis," sambung Perry.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan kondisi pasar modal di negara berkembang masih bergejolak. Hal itu berdampak pada cadangan devisa di Bank Indonesia yang mengering, serta melemahnya nilai tukar rupiah.

"Capital flow masih jadi satu faktor yang menyebabkan ketidakpastian dan gejolak yang harus kita jaga bersama. BI tentu yang paling depan, karena ini langsung berimbas pada nilai tukar rupiah dan cadangan devisa. Namun ini juga memengaruhi SBN dan penerimaan negara," jelasnya.

Belum lagi, lanjut dia, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pemodal khawatir dan mulai bertindak irasional. Pasalnya, modal asing yang tercatat dalam SBN keluar hingga Rp 120 triliun per Maret.

"Memang Maret kemarin sangat menantang. Kepanikan akibat covid-19 menyebabkan terjadinya hal yang irasional pada sektor keuangan," pungkas Sri Mulyani.

Sumber Foto: Antara