RI-Tiongkok Sepakat Bangun Pabrik Pengolahan Bijih Bauksit di Kalbar

:


Oleh Norvan Akbar, Kamis, 16 Januari 2020 | 11:34 WIB - Redaktur: Admin - 587


JPP, JAKARTA - PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) dengan konsorsium antara PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PT PP) dan China Aluminum International Engineering Corporation Limited (CHALIECO) menandatangani kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk pembangunan Smelter-Grade Alumina Refinery dengan nilai kontrak USD695 juta.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Jakarta, Rabu (15/1/2020), disebutkan bahwa sesuai dengan kesepakatan tersebut, konstruksi refinery di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, direncanakan akan selesai pada tahun 2022.

"Kami sampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah mendukung hingga terwujudnya kontrak EPC untuk pembangunan Alumina Refinery yang telah lama menjadi cita-cita Indonesia untuk mewujudkan industri pengolahan alumunium yang mandiri," ujar Konsuler KBRI Beijing Victor S Hardjono mewakili Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok.

Selama ini, Indonesia masih bergantung pada industri pengolahan bijih bauksit di luar negeri dengan melakukan ekspor bijih bauksit untuk diolah menjadi alumina. Alumina kemudian diimpor kembali untuk diolah menjadi alumunium di dalam negeri.

Setelah berdirinya refinery ini, Indonesia akan mampu memproduksi alumina secara mandiri dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton per tahunnya.

Sebagai informasi, PT BAI merupakan anak perusahaan BUMN Inalum dan Antam, di mana Antam adalah BUMN yang menjadi supplier bijih bauksit bagi PT BAI.

Dengan demikian, industri aluminium Indonesia diharapkan dapat sepenuhnya diproduksi di dalam negeri untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045. (kln)