Realisasi Lewati Target, Investasi 2019 Serap Satu Juta Naker

:


Oleh Endang Kamajaya Saputra, Sabtu, 8 Februari 2020 | 07:24 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 666


Jakarta, InfoPublik – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali menyampaikan data realisasi investasi untuk periode Triwulan IV (Oktober-Desember) tahun 2019 yang mencapai Rp 208,3 triliun, meningkat sebesar 12,0% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Capaian investasi periode ini berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 330.539 orang sehingga secara total tahun 2019 menyerap 1.033.835 orang.

Selama Triwulan IV tahun 2019 realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 103,0 triliun (naik 18,5%) dan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 105,3 triliun (naik 6,4%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.

“Nilai realisasi investasi yang meningkat di Tahun 2019 memperteguh komitmen BKPM untuk mencapai 6 Indikator Kinerja Utama yang diamanatkan oleh Bapak Presiden, yakni eksekusi realisasi investasi besar yang dilakukan dengan perbaikan peringkat kemudahan berusaha, mendorong investasi besar untuk bermitra dengan pengusaha nasional, serta penyebaran investasi berkualitas dengan promosi investasi yang terfokus berdasarkan sektor dan negara, dan mendorong peningkatan realisasi investasi PMDN” jelas Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta pekan lalu.

Selama periode Triwulan IV Tahun 2019 realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 104,5 triliun, naik 3,2% dari Triwulan IV Tahun 2018 (sebesar Rp 101,2 triliun). Sedangkan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 103,8 triliun atau meningkat 22,6% dari Triwulan IV Tahun 2018 (sebesar Rp 84,7 triliun).

Lokasi proyek (PMDN & PMA) terbesar (lima besar): Jawa Barat (Rp 35,4 triliun, 17,0%); DKI Jakarta (Rp 28,3 triliun, 13,6%); Banten (Rp 15,0 triliun, 7,2%); Sulawesi Tengah (Rp 13,0 triliun, 6,2%); dan Jawa Tengah (Rp 12,3 triliun, 5,9%).

“Peningkatan realisasi investasi di luar Jawa yang signifikan merupakan hasil dari upaya Pemerintah yang tidak hanya berusaha mencari investasi baru, namun juga melakukan pengawalan dan penyelesaian permasalahan atas investasi yang sudah ada sebelumnya, termasuk yang berlokasi di luar Jawa” ujar Bahlil lagi.

Lima Negara Investor Terbesar

Menurut Bahlil, ada lima negara asal PMA terbesar Triwulan IV Tahun 2019, yaitu Tiongkok, Hong Kong, Singapura, Jepang, dan Belanda.”khusus untuk Tiongkok terjadi peningkatan investasi yang pesat pada periode ini,” tukasnya.

Sedangkan realisasi investasi (PMDN & PMA) periode Triwulan IV Tahun 2019 berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Listrik, Gas dan Air, Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya, Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran, dan Pertambangan.

 

“Secara kumulatif realisasi investasi periode Januari-Desember tahun 2019 mencapai Rp 809,6 triliun (dari target realisasi investasi Tahun 2019 sebesar Rp 792,0 triliun, maka telah tercapai 102,2%,” ujarnya. Lalu ia merinci terdiri atas realisasi PMDN sebesar Rp 386,5 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp 423,1 triliun. “Untuk lokasi di Pulau Jawa sebesar Rp 434,6 triliun dan di luar Pulau Jawa sebesar Rp 375 triliun,” tambahnya.

Selanjutnya realisasi investasi (PMDN & PMA) selama periode Januari-Desember Tahun 2019 berdasarkan lokasi proyek (lima besar) adalah: Jawa Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Bahlil mengakui realisasi investasi lima besar tersebut masih terpusat di pulau Jawa.

Lalu selama periode Januari-Desember 2019 ada lima besar PMA yang berasal dari negara-neagara di bawah ini:

Sedangkan rincian lima sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar untuk periode Januari-Desember 2019, ada di bawah ini:

Bahlil menekankan bahwa “BKPM akan terus fokus dalam mewujudkan percepatan realisasi investasi dan mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi investor, baik karena kendala perizinan, masalah pertanahan, maupun regulasi. Langkah nyata dilakukan melalui eksekusi proyek-proyek mangkrak sebagai salah satu strategi untuk mencapai target realisasi investasi yang semakin besar pada tahun 2020 yaitu Rp 886 triliun”.

Serap Satu Juta Tenaga Kerja

Selanjutnya,saat ini tenaga kerja manusia sudah banyak digantikan oleh teknologi. Dia mengatakan hal itu menjadi salah satu penyebab investasi besar Rp 800 triliun pada 2019 hanya mampu menyerap tenaga kerja sekitar 1 juta.

Dia mengatakan pada 2013, 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu penyerapan tenaga kerja kita kurang lebih 270 ribu. Namun saat ini, kata dia, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu serap tenaga kerja tidak lebih dari 110 ribu bahkan kurang dari itu.

"Apa tanda-tandanya? Yang pertama investasi kita tidak semuanya di sektor manufaktur, tidak semuanya di sektor padat karya. Dan sebagian kontribusi tenaga kerja di awal itu digantikan oleh teknologi," ujarnya.

Adapun total penyerapan tenaga kerja Indonesia sepanjang 2019 mencapai satu juta orang. Sedangkan realisasi investasi pada triwulan IV 2019, menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 330.539 orang.

Sebelumnya, Bahlil mengatakan  realisasi investasi periode Triwulan IV 2019 sebesar Rp 208,3 triliun, meningkat 12 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Dengan capaian tersebut, total realisasi investasi sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 809,6 triliun atau 102,2 persen dari target realisasi investasi 2019.

"Jadi realiasi investasi tahun 2019 melampaui target yang telah ditetapkan oleh Bappenas sebesar Rp 792 triliun," pungkas Bahlil.