:
Oleh Irvina Falah, Kamis, 7 Juli 2016 | 13:55 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 835
Hari kedua lebaran tahun ini masih dimanfaatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk bersilaturahim dengan masyarakat dan keluarga. Usai melakukan kunjungan kerja di Kota Padang sejak awal pekan lalu, Presiden pada Kamis, 7 Juli 2016 berkunjung ke Desa Kragan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Presiden terlebih dahulu bersilaturahim dengan keluarga besar di tempat kelahiran ayahnya di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Desa Kragan sendiri merupakan tempat tinggal almarhum kakek Joko Widodo, Wiro Miharjo. Di tempat inilah Presiden menghabiskan masa kecilnya.
Usai pertemuan dengan keluarga dan kerabat, Presiden Joko Widodo beramah tamah dengan masyarakat sekaligus membagikan paket bahan pokok yang telah disiapkan. Pembagian paket bahan pokok bagi keluarga kurang mampu tersebut dilakukan di depan kediaman Presiden Jokowi dan keluarga besar yang berseberangan dengan Kantor Kepala Desa Kragan. Sekira 1.000 paket bahan pokok telah disiapkan untuk dibagikan kepada warga sekitar.
Warga sekitar sangat antusias begitu mengetahui dapat bertemu secara langsung dengan Presiden. Bahkan, sejumlah warga di sana sudah berkumpul sejak pagi untuk menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Suasana berlangsung riuh ketika Presiden Joko Widodo tiba di lokasi pertemuan dengan didampingi oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono sekitar pukul 10.25 WIB.
Dalam sambutan singkatnya, Presiden seakan bernostalgia dengan kenangan masa kecilnya. Beliau mengaku merindukan suasana di tempat dirinya menghabiskan masa kecilnya.
"Saya hadir di sini, yang pertama kangen, kangen, kangen. Karena waktu kecil saya sewaktu TK, SD, SMP itu hampir setiap dua atau seminggu sekali pasti datang ke sini," kenang Presiden yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Presiden kemudian juga mengingat-ingat kembali bagaimana dahulu usaha yang dibutuhkan Presiden untuk menuju desa tersebut dari Solo. Dirinya mengungkap, ia terlebih dahulu harus menyeberangi sungai dengan perahu untuk mencapainya. Ternyata, sampai dengan saat ini pun warga di desa masih harus mengandalkan perahu tersebut.
"Nanti diusulkan ke Pak Bupati bikin jembatan. Biar nanti dicek, dilihat oleh Pak Menteri PU. Tapi dicek dulu, nanti kalau sudah dicek ya semestinya dikerjakan. Tapi jangan tergesa-gesa ya," ujar Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga sempat bercanda dengan warga yang hadir. Presiden Joko Widodo menanyakan apakah masih ada di antara hadirin yang dahulu pernah menemaninya mandi di Sungai Bengawan Solo. Desa Kragan sendiri memang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo di bagian timurnya. Bengawan Solo memang memiliki kesan tersendiri di hati Presiden Joko Widodo.
"Dulu ketika kecil saya biasa mandi di Bengawan Solo. Tapi tadi saya tanya apa ada yang menemani saya, ternyata sudah tidak ada," ujar Presiden menjawab pertanyaan jurnalis.
Ditemui seusai acara, salah seorang teman masa kecil Presiden Joko Widodo yang hadir dalam acara ramah tamah tersebut menyebut bahwa pembangunan jembatan di desa tersebut akan sangat berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitar. Dirinya berujar, warga akan sangat kesulitan bila hujan deras turun di desa tersebut.
"Lebih bagus. Kalau banjir soalnya bahaya. Setiap hujan deras di sini banjir. Geteknya ga berani jalan kalau banjir," ujar Tjipto Wiyono (63 tahun) yang kini berprofesi sebagai tukang servis sepeda onthel.
Solo, 7 Juli 2016
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin