:
Oleh Irvina Falah, Jumat, 1 Juli 2016 | 17:12 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 308
Jakarta - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo menyebutkan bahwa potensi zakat di Indonesia ialah sebesar 286 triliun rupiah. Namun, pada 2015 yang lalu, penerimaan zakat baru terealisasi sebesar 3,7 triliun.
"Potensi zakat sangat besar, penelitian pada 2011 oleh ITB mengungkap potensi di tahun 2010 adalah 217 trilun rupiah. Dengan perhitungan PDB, potensi di tahun 2015 menjadi 286 triliun rupiah. Namun, penghimpunan zakat masih rendah, pada 2015 baru 3,7 triliun rupiah atau 1,3 persen dari PDB," ucap Bambang ketika memberikan sambutan pada penyerahan zakat oleh menteri dan pejabat eselon 1 melalui Baznas di Istana Negara, Kamis 30 Juni 2016.
Bambang berharap zakat yang dikelola dengan baik akan menurunkan kesenjangan yang terjadi di masyarakat Indonesia.
"Zakat berperan penting untuk atasi kesenjangan yang ditunjukkan angka gini. Pada 2014 sebesar 0,40, kemudian naik menjadi 0,42, namun turun 0,40. Jika zakat, infaq, dan sedekah dikelola dengan baik, insya Allah kesenjangan bisa turun," tutupnya.
Presiden Joko Widodo sendiri telah menyalurkan zakatnya pada Selasa 28 Juni 2016 yang lalu di mana saat itu langsung diterima oleh Ketua Baznas Bambang Sudibyo.
Penyaluran zakat para menteri dan pejabat kabinet secara serentak yang dilakukan di Istana Negara ini merupakan pertama kalinya terjadi.
"Atas nama Baznas, kami sampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah membayarkan zakatnya pada 28 Juni lalu dan juga memerintahkan Mensesneg untuk mengajak para menteri dan eselon I membayar zakat melalui Baznas pada hari ini. Semoga jadi teladan dan dikuti para kepala daerah sebagai kebangkitan zakat," terang Bambang.
Di Istana Negara sendiri pagi itu disediakan 8 counter untuk penyerahan zakat. Presiden dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat berkeliling menyaksikan penyerahan zakat.