- Oleh Wandi
- Selasa, 26 November 2024 | 14:24 WIB
: Diskusi FMB9 bertema PON XXI Aceh-Sumut Dorong Prestasi Atlet di Tengah Syariat Islam, di Jakarta, Rabu (21/8/2024), Hadir sebagai narasumber Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XXI Aceh-Sumut, Suwarno, sebagai Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono dan Ketua Harian II PB PON XXI Aceh-Sumut Iskandar. Foto Hasil Tangkapan Layar Youtube FMB9
Jakarta, InfoPublik - Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XXI Aceh-Sumut, Suwarno, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan PON XXI yang akan dilaksanakan di dua provinsi, Aceh dan Sumatra Utara (Sumut), pada 2024. Itu menjadi pertama kalinya dalam sejarah PON yang digelar di dua provinsi berbeda, dengan masing-masing provinsi melibatkan 10 kabupaten/kota sebagai tuan rumah.
Dalam diskusi FMB9 bertema "PON XXI Aceh-Sumut: Dorong Prestasi Atlet di Tengah Syariat Islam" yang berlangsung di Jakarta, Rabu (21/8/2024), Suwarno menjelaskan bahwa penyebaran venue dan kegiatan di dua provinsi itu memberikan tambahan tugas bagi Panitia Pengawas dan Pengarah dari Panitia Pusat.
"Perbedaan utama dalam penyelenggaraan PON kali ini adalah penyebaran venue dan kegiatan di dua provinsi, yang menyebabkan penambahan tugas dan kesibukan dalam penugasan panitia pengawas dan pengarah. Kami harus melakukan koordinasi, bimbingan teknis, dan visitasi ke kedua provinsi untuk memastikan segala persiapan berjalan sesuai rencana," ujar Suwarno.
Koordinasi dengan induk cabang olahraga juga menjadi aspek krusial dalam persiapan PON XXI. Suwarno menekankan pentingnya kesiapan bidang pertandingan, termasuk standar venue, kebutuhan peralatan, dan panitia pertandingan. "Kami mendorong induk cabang olahraga untuk mempersiapkan bidang pertandingan secara matang. Sejak 2022 hingga 2023, kami telah melaksanakan pembinaan teknis dan visitasi, serta mendorong pelaksanaan Training Camp (TC) baik formal maupun informal," tambahnya.
Suwarno juga menyoroti bahwa persiapan PON kali ini melibatkan seluruh komponen dari 38 provinsi, termasuk provinsi-provinsi baru hasil pemekaran dari Papua. Proses panjang yang dimulai sejak tahun 2023 digunakan untuk kegiatan kualifikasi yang akan menentukan komposisi kontingen dari masing-masing KONI daerah.
"Setelah babak kualifikasi, setiap KONI daerah harus menyusun kontingen dengan mempertimbangkan anggaran dan potensi perolehan medali. Ini adalah tugas yang tidak mudah, mengingat keterbatasan anggaran dan pertimbangan strategis lainnya," jelas Suwarno.
Menjelang dimulainya pertandingan akhir bulan ini di beberapa venue di Sumatra Utara dan Aceh, Suwarno menekankan pentingnya finalisasi persiapan di berbagai bidang, termasuk pertandingan, venue, peralatan, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, SDM, dan keamanan.
"Kami berharap semua persiapan bisa diselesaikan dengan baik sehingga ketika PON dimulai, segala sesuatunya sudah siap. Ini adalah masa-masa krusial menjelang pelaksanaan PON, dan kami berkomitmen untuk memastikan semua sesuai dengan standar yang telah ditentukan," pungkasnya.