- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Selasa, 10 Desember 2024 | 07:41 WIB
: Pecahkan Rekor Peparnas : Lifter Sumatera Utara Sri Ramadani melakukan angkatan pada kelas 50,01 kg-55 kg putri kategori A para-angkat berat Peparnas XVII Solo 2024 di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/10/2024). Sri Ramadani berhasil memecahkan dua rekor Peparnas sekaligus atas namanya sendiri yaitu angkatan terbaik 87 kilogram dan total angkatan 253 kilogram. Foto: PEPARNAS XVII
Oleh Eko Budiono, Kamis, 10 Oktober 2024 | 10:40 WIB - Redaktur: Untung S - 199
Surakarta, InfoPublik - Atlet para angkat berat asal Sumatra Utara (Sumut), Sri Ramadani, sukses mencuri perhatian di hari kedua ajang Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024, Selasa (8/10/2024). Lifter kelahiran Deli Serdang ini berhasil meraih dua medali emas dengan memecahkan rekor nasional untuk angkatan terbaik dan total angkatan terberat di kelas 55 kilogram putri.
Sri Ramadani tampil luar biasa di The Sunan Hotel Solo, Selasa (8/10/2024) sore WIB.
Empat kali angkatan yang dibuat Sri Ramadani sukses melewati rekor nasional, yang tercatat atas nama Dewi Asih dengan angkatan 79 kilogram pada PEPARNAS 2021 Papua.
Angkatan seberat 82 kilogram sudah dibuatnya pada kesempatan pertama. Angkatan itu sukses disamai sang pemegang rekor lama, Dewi Asih, yang sukses mengangkat beban seberat 82 kilogram pada kesempatan kedua.
Namun kemudian, Sri Ramadani kembali menjauh dengan angkatan 84 kilogram pada kesempatan kedua dan 87 kilogram pada kesempatan ketiga. Sementara Dewi Asih tak bisa mengejar karena upaya mengangkat beban 86 kilogram tak tercapai pada kesempatan ketiga.
Sri Ramadani kemudian menyempurnakan angkatannya pada angkatan keempat. Kesempatan tambahan itu dimanfaatkan Sri Ramadani untuk membuat rekor nasional baru dengan angkatan seberat 89 kilogram.
Sri Ramadani pun sukses menggondol dua medali emas dan memecahkan dua rekor nasional dengan angkatan terbaik 89 kilogram serta total angkatan 253 kilogram. Catatan itu jauh meninggalkan para kompetitornya di kelas 55 kilogram putri.
"Ada deg-degan ada grogi, tetapi ya Alhamdulillah bisa diatasi. Hasil ini sesuai target pribadi dan target kontingen untuk mendapatkan emas,” ujar Sri, saat ditemui setelah pertandingan, seperti dilansir laman PEPARNAS, Selasa (8/10/2024).
Sri Ramadani menyadari bahwa persaingan di kelas 55 kilogram putri tidaklah mudah. Keberadaan wakil para angkat berat asal kontingen Papua menjadi lawan
lawan yang tak bisa diremehkan. Apalagi mereka punya lifter jagoan, Dewi Asih, yang berhasil pecah rekor lebih dulu dengan angkatan seberat 80 kilogram.
Dengan latihan yang intens dan menjaga pola makan, Sri Ramadani mampu memberikan yang terbaik dalam pertandingan perdananya.
"Saya sudah lama menjalani latihan, cuma baru kali ini ikut kejuaraan. Pola makan ada juga yang dijaga, ada yang di berikan ada yang dilarang, jangan makan ini jangan konsumsi ini, untuk kesehatan juga," tutur Sri Ramadani.
Perjuangan Berat Sri Ramadani
Sri Ramadani lahir pada 5 Desember 1985 di Deli Serdang, Sumatra
Sumatra Utara. Putri dari pasangan Teigof dan Jainah ini sebenarnya lahir dalam kondisi sehat. Akan tetapi, dia kemudian terkena polio saat berusia dua tahun. Kondisi ini membuat kakinya tidak bisa berkembang sempurna.
Untuk berjalan, Sri Ramadani membutuhkan bantuan dari orang lain. Kondisi ini sempat membuatnya patah semangat dan tidak percaya diri. Terlebih Sri Ramadani kecil harus kehilangan sang ibunda di usianya yang baru empat tahun.
Kisahnya belum berhenti di situ, dia kembali menelan kesedihan karena harus kehilangan ayahanda tercinta pada tahun 2012 lalu. Sepeninggal sang ayah, dia seperti kehilangan semangat hidup. Dukungan dari orang-orang terdekat membuat Sri Ramadani bangkit. Salah satunya dengan menekuni olahraga para angkat berat.
"Keluarga juga menginspirasi teman-teman semua untuk saya bangkit. Motivasi yang mendasari saya terjun di olahraga ini adalah semangat dan percaya diri. Raihan dua medali emas ini saya persembahkan untuk keluarga,” cerita Sri.
Sementara itu, Asisten pelatih para angkat berat Sumut, Jul Amri, menjadi saksi perjuangan Sri Ramadani. Jul mengakui Sri harus menjalani latihan keras hingga kerap tumbang.
"Seperti yang kita lihat perjuangannya sangat susah, latihan keras kadang sakit juga ya, tetapi kita motivasi supaya tetap semangat. Di sini tadi beberapa macam strategi harus kita upayakan gonta-ganti strategi supaya dia bisa mendapatkan dua emas ini di total dan best-nya," papar Jul.
Perolehan dua medali emas dari Sri Ramadani di cabor para angkat berat ini sesuai dengan target kontingen.
"Memang sudah ditargetkan dia dapat dua emas. Karena dia kan nggak kategori atlet elite, dia debutan. Ya sangat puas kalau untuk Sri Ramadani ini karena sudah dapat dua emas. Kami berhasil membuat kejutan di PEPARNAS,” beber Jul.