- Oleh MC KAB SIAK
- Selasa, 8 April 2025 | 21:41 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Gubernur Sulteng Anwar Hafid (baju putih menggunakan rompi) didampingi Kepala Kesbangpol Sulteng (baju putih menggunakan tas ransel) akan menuju Kab. Morut via jalur udara dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu. Foto: MC Prov Sulteng
Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH, Minggu, 13 April 2025 | 06:26 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 174
Morowali Utara, InfoPublik – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, bersama jajaran instansi terkait di lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, menyalurkan bantuan senilai Rp494 juta kepada para korban banjir yang terjadi di Kabupaten Morowali Utara, Rabu (9/4/2025).
Banjir yang melanda wilayah tersebut disebabkan oleh meluapnya aliran air dari empat sungai, yakni Sungai La'a, Sungai Lampi, Sungai Tombaloka, dan Sungai Pantangoa.
“Kejadian ini mengakibatkan kerusakan signifikan di berbagai sektor infrastruktur dan pemukiman. Bantuan yang disalurkan meliputi kebutuhan dasar makanan, logistik, pakaian, serta perlengkapan tidur,” kata Gubernur.
Banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara memberikan dampak cukup signifikan terhadap berbagai sektor, baik infrastruktur maupun kehidupan sosial masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, terdapat empat kecamatan yang terdampak, yakni Petasia Timur, Petasia Barat, Lembo, dan Lembo Raya. Di dalam wilayah tersebut, tercatat sembilan desa mengalami banjir, yaitu Bunta, Peboa, Mahoni, Onepute, Sampalowo, Ulula’a, Togo Mulyo, Lembobelala, dan Korompeli.
Secara keseluruhan, jumlah warga yang terdampak mencapai 1.890 kepala keluarga atau sekitar 5.592 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 107 kepala keluarga (238 jiwa) terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Selain itu, banjir merendam setidaknya 642 rumah penduduk, menyebabkan gangguan besar terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat.
Tidak hanya merusak rumah warga, banjir juga berdampak pada sarana ibadah dan fasilitas umum lainnya. Terdapat empat unit gereja dan satu unit masjid yang terendam. Fasilitas layanan kesehatan pun tidak luput dari bencana, dengan satu unit puskesmas pembantu (pustu) ikut terendam air. Di sektor pendidikan, satu unit sekolah menengah atas (SMA) juga terdampak, sehingga menimbulkan gangguan terhadap proses belajar-mengajar.
Kerusakan infrastruktur turut mencolok, terutama dengan rusaknya dua unit jembatan gantung secara berat, yang tentu menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi bantuan logistik.
Sumber data : BPBD Provinsi Sulawesi Tengah