Rabu, 23 April 2025 14:9:9

Gunung Argopuro Kembali Dibuka: Ekosistem Pulih, Pendaki Disambut Wajah Baru Alam

: Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, yang lebih dikenal sebagai Gunung Argopuro, resmi kembali membuka akses pendakian untuk publik mulai 8 April 2025.-Dok. BKSDA Jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 9 April 2025 | 17:44 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 158


Surabaya, InfoPublik - Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, yang lebih dikenal sebagai Gunung Argopuro, resmi kembali membuka akses pendakian untuk publik mulai 8 April 2025.

Pembukaan ini menjadi kabar gembira setelah kawasan tersebut ditutup sementara selama dua bulan sebagai langkah mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem, berdasarkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Wilayah yang membentang di Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dan Jember ini kini menyambut para pendaki dengan kondisi alam yang lebih segar, hasil dari proses pemulihan ekosistem selama masa penutupan.

Menurut surat edaran resmi dari Balai Besar KSDA Jawa Timur Nomor SE.3/K2/BIDTEK.1/KSA.4.2/B/2/2025, penutupan yang dimulai sejak 18 Februari lalu merupakan bagian dari upaya antisipasi bahaya hujan deras dan angin kencang, sekaligus memberi waktu bagi alam untuk memulihkan dirinya.

“Penutupan ini tidak hanya untuk keselamatan pendaki, tetapi juga sebagai momen penting bagi proses alami pemulihan habitat satwa dilindungi seperti Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Merak Hijau (Pavo muticus),” ujar Fajar Dwi Nur Aji, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda di Balai Besar KSDA Jawa Timur, Rabu (9/4/2025).

Gunung Argopuro yang dibentuk dari letusan vulkanik purba dan dihiasi kabut senja adalah lebih dari sekadar jalur pendakian—ia adalah naskah alam yang terus hidup, ditulis oleh waktu dan kehidupan liar di dalamnya.

Meski sudah dibuka, pengunjung tetap diminta berhati-hati dan mematuhi segala prosedur pendakian yang berlaku. BBKSDA Jatim juga menekankan larangan terhadap aktivitas yang berpotensi merusak kawasan konservasi ini.

“Kami berharap, pembukaan ini menjadi momentum bagi terciptanya relasi yang lebih harmonis antara manusia dan alam. Pendakian bukan hanya petualangan, tapi juga bentuk kesadaran. Jejak yang ditinggalkan harus jadi cerita, bukan luka,” tambah Fajar.

Untuk informasi lebih lanjut terkait prosedur dan jalur pendakian, masyarakat diimbau mengikuti pengumuman resmi dari BBKSDA Jawa Timur serta berkoordinasi dengan petugas di titik akses pintu masuk pendakian Baderan. (MC Jatim/ida-jal)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Rabu, 23 April 2025 | 17:56 WIB
Diskominfo Jatim Gelar Rapat Persiapan Resertifikasi ISO 27001:2022
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Rabu, 23 April 2025 | 17:55 WIB
Permohonan Pelindungan Produk Kekayaan Intelektual di Jatim Naik 50 Persen
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Rabu, 23 April 2025 | 17:49 WIB
Pakar Unair Ungkap Potensi Robot Humanoid dalam Industri di Era Digital