- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 1 April 2025 | 02:15 WIB
: Acara buka bersama lintas umat beragama di Kampus UKWMS Dinoyo Surabaya. Foto : Vivin
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 28 Maret 2025 | 08:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 262
Surabaya, InfoPublik - Bulan Ramadan identik dengan bulan suci penuh ampunan, terlebih bagi umat islam yang menjalankan ibadah puasa. Mengusung toleransi antar umat beragama, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) telah sukses mengadakan Buka Bersama Civitas Academica dengan tema 'Suka Cita dalam Keberagaman dan Ramah Disabilitas', di Plaza St. Agustinus, Kampus UKWMS Dinoyo Surabaya.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor I UKWMS Lanny Hartanti, dan mendatangkan seorang penceramah agama bernama Gus Aan dari Forum Kerukunan Umat Beragama dan komunitas disabilitas di Surabaya. Adapun para jamaah yang hadir di antaranya yakni, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Walubi Surabaya, Muhammadiyah Surabaya, GP Anshor, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Roemah Bhineka, Gusdurian Surabaya, Boen Bio, dan organisasi lainnya.
Bahkan turut memeriahkan acara, hadir penampilan dari band The Smiles dari komunitas Autism Awareness Indonesia yang embawakan lagu 'Die with a Smile' dan 'Para Pencarimu'.
Dikonfirmasi Kamis (27/3/2025), Romo Kampus UKWMS RD. Ignasius Sadewo Setiabudi menjelaskan, berada di bawah naungan Keuskupan Katolik, civitas academica UKWMS sendiri sangatlah beragam dan berasal dari berbagai kalangan.
"UKWMS merangkul semua pihak, dan terus berusaha agar menjadi kampus yang inklusi termasuk bagi para penyandang disabilitas,” ujar RD. Ignasius Sadewo.
Bukber Lintas Agama Pertama Kali di UKWMS
Sementara itu, dalam keterangannya Wakil Rektor I UKWMS Lanny Hartanti menyampaikan, acara Bukber dengan civitas academica kampus ini baru pertama kali digelar bersama pihak eksternal. Karena kalau bersama dengan pihak internal, sudah sering diadakan.
"Bukber dengan pihak eksternal ini, baru pertama kali kami mengundang mitra-mitra kami. Dan kami ingin merayakan juga ya secara kekeluargaan dengan para mitra kami untuk bisa bersama-sama buka bersama dalam acara ini. Kebetulan momennya juga pas, karena kan masa puasanya bersamaan gitu ya. Dan kita hampir beririsan ini, masa ramadan dengan hari Raya Pasca kan juga berdekatan. Jadi ini kami juga ingin untuk berbagi kebersamaan juga dengan rekan-rekan," jelas Lanny.
Bhinneka Tunggal Ika
Karena acara Bukber ini baru pertama kali dengan civitas academica kampus, Lanny menerangkan, maka pihak yang diundang memang bukan hanya kaum muslim, tapi juga beberapa mitra eksternal, seperti dari komunitas disabel, dan dari komunitas berbagai ragam kepercayaan yang ingin dilibatkan juga untuk bisa bersuka cinta bersama.
Dengan diundangnya berbagai macam kalangan umat beragam dalam acara ini, Lanny berpesan, bahwa dalam suatu komunitas besar sebenarnya kita semua ini adalah suatu keluarga besar dari satu negara, bangsa Republik Indonesia yang diharapkan saling bahu membahu bekerja sama walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, seperti Bhineka Tunggal Ika.
"Jadi Bhineka Tunggal Ika ini bukan hanya dari suku, dari asal. Tapi juga dari berbagai kepercayaan, dari berbagai latar belakang. Ada yang kaum disabel yang memiliki kelebihan lain, itu kita bisa bersama-sama menjalin kolaborasi, menjalin sinergi untuk bersama-sama bersatu hati, membangun bangsa ini. Dalam berbagai peran dan tanggung jawab masing-masing," pesannya.
65 Tahun Berdirinya UKWMS
Lanny menuturkan, momen buka bersama civitas academica ini sekaligus ingin merayakan 65 tahun berdirinya UKWMS. "Jadi melalui kegiatan ini, kami juga ingin merayakan momentum menuju 65 tahun UKWMS, sehingga kami ingin juga merayakannya bersama-sama dengan pihak-pihak eksternal. Yang biasanya, yang tiap tahun itu yang buka puasa yang internal," tuturnya.
Mengingat kegiatan ini baru pertama kalinya digelar dengan civitas kampus bersama lintas umat beragama, Lanny mengungkapkan, ke depan akan diadakan kembali kegiatan serupa dan rutin setiap tahun.
"Kita kan perlu menjalin kerjasama sinergi terus-menerus ya. Menjalin komunikasi, kolaborasi yang erat. Apalagi kami ini juga punya unit layanan disabilitas di UKWMS ini yang juga sangat butuh support, masukkan dan kerjasama juga dari komunitas disable, dari berbagai komunitas. Dan kami juga sangat menghayati pembelajaran untuk keberagaman bagi mahasiswa kami. Ke depan kami juga rencana bisa jadi kami akan melibatkan juga mahasiswa lebih besar lagi,"imbuhnya.
Tausiyah Lintas Agama
Dalam acara Bukber tersebut, juga menghadirkan penceramah agama yang memberikan tausiyah kepada peserta yang berasal dari berbagai macam umat beragama. Penceramah agama tersebut ialah Gus Aan yang menyampaikan terkait tanda-tanda ibadah puasa umat islam yang diterima oleh Allah.
"Dalam doktrin islam kita diajari bahwa hadiah puasa adalah rahasia gusti Allah. Namun sebenarnya Al Qur'an memberikan clue jika puasamu lancar maka akan menjadi insan yang bertaqwa," ujar Gus Aan.
Insan yang memiliki spiritualitas genap, lanjut Gus Aan, ialah tanda pertama puasa seseorang diterima. Bahwa mereka selalu memikirkan Allah dalam keadaan apapun dan dimanapun. "Tanda kedua yakni, memikirkan tujuan hidup, tanda ketiga merasa nyaman setiap kali beribadah kepada tuhan,"jelasnya.
Selanjutnya, dirinya menekankan indikator keempat puasa seorang hamba diterima adalah hidup yang menjadi lebih mudah mencintai dan saling mengasihi dan hidupnya menjadi lebih bermanfaat bagi banyak orang. "Kalau sudah menemukan ritme dengan tuhan tetapi sesama manusia tidak mau memberi kasih itu bukan spiritualitas. Karena Tujuan utama berpuasa adalah sampai pada spiritualitas," katanya.
Indikator ibadah puasa diterima, katanya, jika sudah mencapai ketaqwaan kepada Tuhan. "Ciri ciri orang bertaqwa Ia terus membantu siapapun meskipun dirinya dalam kekurangan. Tanda kedua, mereka akan semakin teguh memegang amanah dan janji. Dan tanda terakhir ketaqwaan adalah bertindak adil bahkan terhadap kelompok yang tidak disukai,"tambahnya.
Pihaknya berharap semoga seluruh umat beragama mendapat barokah untuk meningkatkan spiritualitas dan moralitas bersama. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan toleransi antar umat beragama untuk menciptakan budaya kerukunan dalam berbangsa satu Bhinneka Tunggal Ika. (MC Jatim/ida-vin)