Eksistensifikasi dan Intensifikasi Kunci Ketahanan Pangan di Papua Selatan

:


Oleh MC KAB MERAUKE, Rabu, 26 Maret 2025 | 05:59 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 244


Merauke, InfoPublik – Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengidentifikasi potensi banjir yang berisiko mengganggu kawasan pertanian di Papua Selatan.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri panen raya padi serentak di Kampung Urumb, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke pada Kamis (20/3/2025).

“Perlu adanya penyediaan air untuk padi di sawah, perbaikan saluran irigasi, dan pembentukan pintu-pintu air untuk saluran induk dan saluran tersier pada lahan sawah,” kata Gubernur Apolo. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama untuk mengidentifikasi potensi banjir agar pengendalian dapat dilakukan secara efektif.

“Harus ada upaya pengendalian air supaya sesuai dengan kebutuhan air dalam sawah,” tambahnya, menyoroti pentingnya manajemen air yang tepat dalam mendukung produktivitas pertanian.

Apolo juga menekankan perlunya kolaborasi lebih lanjut terkait pemetaan jalan akses dari pusat-pusat produksi pertanian menuju ke pusat distribusi untuk meningkatkan efisiensi logistik dan pengangkutan hasil pertanian.

Selain itu, Gubernur Apolo mengungkapkan dukungannya terhadap program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut ketahanan pangan dan energi sebagai kunci untuk menjadikan suatu negara kuat dan mandiri.

“Program ketahanan pangan dan energi ini sangat penting. Kita harus mendukung program ini untuk memastikan negara kita dapat mempertahankan kebutuhan pangan dan energi secara mandiri,” ujarnya.

Terkait dengan program ketahanan pangan, Apolo menggarisbawahi dua pendekatan utama, yaitu eksistensifikasi dan intensifikasi. Eksistensifikasi, yang melibatkan pembukaan lahan baru untuk pertanian, dan intensifikasi, yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pertanian dari lahan yang sudah ada.

“Penting untuk membuka lahan baru, namun juga untuk meningkatkan hasil dari lahan yang sudah ada dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai,” kata Apolo.

Dalam acara panen raya ini, Bupati Merauke, Yosep B. Gebze, menjelaskan bahwa pada tahun 1945, Kabupaten Merauke sudah dikenal dengan hasil beras padi Kumbe. Pada 2024, Kabupaten Merauke memiliki luas lahan pertanian seluas 3.808,50 hektare dengan luas tanam 66.941,40 hektare, menghasilkan 385.819,23 ton gabah kering panen.

Bupati Yosep menjelaskan bahwa pada tahun 2025, target tanam meningkat menjadi 115.000 hektare dengan prediksi produksi gabah kering panen mencapai 627 ribu ton pada Maret 2025.

(McMrk/geet/Af)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MERAUKE
  • Selasa, 17 Juni 2025 | 14:00 WIB
Leonard Wijaya Terpilih Sebagai Ketua DPC HISWANA MIGAS Papua Selatan
  • Oleh Tri Antoro
  • Senin, 16 Juni 2025 | 20:52 WIB
PM Lawrence Wong: Singapura Yakin pada Potensi Ekonomi Indonesia
  • Oleh Tri Antoro
  • Senin, 16 Juni 2025 | 20:50 WIB
Kesepakatan Besar RI-Singapura: Fokus pada Masa Depan Kawasan
  • Oleh MC KAB MERAUKE
  • Senin, 16 Juni 2025 | 12:28 WIB
MASATA Sarankan Pemprov Genjot Sektor Pariwisata Alam
  • Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU
  • Sabtu, 14 Juni 2025 | 16:33 WIB
Sinergi GPM dan Pemkab SBB Wujudkan Taniwel sebagai Sentra Pangan Unggulan
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:51 WIB
Festival Memedi Sawah, Budaya dan Upaya Menjaga Ketahanan Pangan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 04:37 WIB
Gotong Royong Kunci Ketahanan Pertanian Desa