: Inovasi Gurun Sahara petugas kesehatan UPTD Puskesmas Lampihong menjaring suspek TBC secara aktif melalui jemput bola dan bekerjasama dengan lintas profesi. Sehingga suspek TBC dapat ditemukan sejak dini
Oleh MC KAB BALANGAN, Kamis, 20 Maret 2025 | 10:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 85
Paringin, InfoPublik - TBC masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan sejak tahun 1995. Menurut laporan WHO tahun 2015, di tingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut laporan WHO tahun 2015 diperkirakan ada 1 juta kasus TB per tahun (399 per 100.000 penduduk ) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk. Indonesia menduduki peringkat ke 2 di dunia untuk jumlah penderita TB.
Di UPTD Puskesmas Lampihong tahun 2023 pencapaian penemuan SPM orang terduga TBC yang diperiksa sesuai standart sebesar 55 dari 258 yang berarti hanya 21,32 persen.
Capaian SPM orang terduga TBC belum mencapai target. Capaian terduga TB sangat mempengaruhi capaian indikator kinerja TB lainnya seperti, Penemuan Kasus, Keberhasilan Pengobatan maupun Investigasi Kontak.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka UPTD Puskesmas Lampihong membuat inovasi Gerakan Menurunkan TB, Periksa Dahak Segera (Gurun Sahara) dalam rangka meningkatkan cakupan penemuan suspek.
Inisiator Helenisa, Kamis (20/3/2025) mengatakan, salah satu pencegahan penularan TBC di masyarakat adalah dengan penemuan kasus secara dini di masyarakat.
Dengan ditemukannya pasien TBC akan mencegah terjadinya penularan TBC di masyarakat, dimana salah satu pencegahannya adalah dengan mengobati pasien TBC sampai tuntas, sehingga penyebaran TBC di masyarakat dapat ditekan seminimal mungkin.
"Selain itu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TBC juga sangat penting, karena selama ini masih banyak salah persepsi di masyarakat yang menganggap TBC adalah penyakit keturunan dan bukan penyakit menular," ujarnya.
Lebih lanjut kegiatan Inovasi Gurun Sahara menyarankan periksa dahak pada setiap pasien yang batuk selama dua minggu atau lebih bekerja sama dengan bidan desa secara tidak langsung memberikan edukasi kepada pasien tentang tanda dan gejala, penularan, pencegahan serta pengobatan TBC.
Menurutnya, selama ini untuk mengatasi permasalahan penyakit TBC di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lampihong telah dilakukan secara pasif yaitu menunggu pasien dengan gejala TBC, seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, penurunan berat badan dan nafsu makan menurun.
"Selanjutnya petugas melakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan pasien dan gejala yang dialami. Namun cara ini belum mampu mengatasi," ungkapnya.
Namun setelah adanya Inovasi Gurun Sahara petugas kesehatan menjaring suspek TBC secara aktif melalui jemput bola dan bekerjasama dengan lintas profesi, sehingga suspek TBC dapat ditemukan sejak dini.
Oleh karena itu, Inovasi Gurun Sahara memiliki keunggulan yaitu dapat menemukan kasus TBC sedini mungkin, penjaringan suspek TBC dilakukan secara aktif dan intensif ke desa-desa, dan olaborasi lintas profesi yaitu tenaga dokter, perawat, sanitarian, promosi kesehatan dan bidan desa.
"Hasilnya mampu meningkatkan capaian penemuan SPM terduga TB dengan penemuan secara dini di masyarakat, melalui puskesmas pemerintah memberikan layanan orang terduga TB dan orang dengan TB secara optimal dan fasilitas kesehatan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera.
"Serta menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat TB dengan cara memutus mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat," pungkasnya.(MC Balangan/el/eyv)