Peksi Moi: Seni Tradisi Bernuansa Islam dari Dusun Soka Wetan

:


Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 7 Januari 2025 | 10:53 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 121


Sleman, InfoPublik - Dusun Soka Wetan, yang terletak di Kalurahan Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Sleman, menjadi tempat lahirnya seni tradisi unik bernama Peksi Moi. Seni ini memadukan tari, musik, dan gerakan tubuh yang berirama, disertai syair bernuansa Islami.

"Peksi Moi adalah singkatan dari Persatuan Kesenian Islam Main Olahraga Bela Diri. Seni ini pertama kali diperkenalkan oleh K.H. Nahrowi, seorang ulama dari Ploso Kuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman, pada tahun 1964," ujar Pujo Sukirno, salah satu sesepuh Dusun Soka Wetan sekaligus penggerak seni Peksi Moi, Senin (6/1/2025).

Pujo menggambarkan Peksi Moi sebagai bentuk hiburan masyarakat yang menggabungkan syair Islami dengan gerakan tari yang indah, luwes, dan dinamis. Seni ini juga menjadi media dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam melalui pendekatan budaya.

"Gerakan tangan yang gemulai dipadukan dengan seni bela diri khas Jawa berhasil memikat masyarakat untuk mendalami ajaran Islam. Syair Islami dan shalawat Nabi menjadi nyanyian utama yang mengiringi tarian ini," jelas Pujo.

Syair dalam Peksi Moi terbagi menjadi dua jenis. Syair berbahasa Arab diambil dari kitab Tlodo Barzanji, yang berisi dakwah dan pendidikan Islam. Sementara itu, syair berbahasa Indonesia digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada hadirin.

Tarian Peksi Moi dibawakan secara berkelompok oleh 12 hingga 16 penari, yang diiringi oleh empat orang pemain musik dan penyanyi. Alat musik yang digunakan meliputi tiga rebana dan satu beduk (jedor). Musik tradisional ini memberikan irama khas yang menjadi ciri utama tarian.

Para penari mengenakan kostum unik berupa baju putih dengan rompi berwarna biru, jingga, atau ungu, serta ikat kepala yang dihiasi bulu. Bagian perut dililit stagen, dan celana hitam mereka dibalut kain jarik bermotif parang, memberikan kesan elegan sekaligus tradisional.

"Tampilan ini semakin memikat dengan adanya permainan obor api sebagai bagian dari atraksi yang mengundang decak kagum penonton," tambah Pujo.

Hingga kini, Peksi Moi terus dilestarikan oleh masyarakat Dusun Soka Wetan sebagai bentuk kebanggaan atas kekayaan seni dan budaya Islami. Seni tradisi ini bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana mendalam untuk mempererat hubungan sosial, membangun nilai-nilai keagamaan, dan merawat warisan budaya Nusantara.

Dengan harmoni gerak, musik, dan dakwah, Peksi Moi menjadi bukti nyata bahwa seni dapat menjadi jembatan yang indah antara tradisi, agama, dan kehidupan sehari-hari. (Arief Hartanto/KIM Turi)