- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 26 November 2024 | 13:10 WIB
: Universitas Telkom dukung UMKM Kampoeng Oase Songo Surabaya -Foto:Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 26 November 2024 | 09:30 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 47
Surabaya, InfoPublik - Guna mendukung keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilakukan Kampoeng Oase Songo Surabaya, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Telkom (Tel-U) Surabaya membuat kendaraan modular ramah lingkungan berbahan bakar fosil. Kendaraan modular tersebut diserahkan kepada pihak kampung pada Sabtu (23/11/2024), di Halaman SMK Pelayaran Bhakti Samudera, Simohilir Surabaya untuk dilakukan uji pengendaraan.
Seperti yang diketahui, Kampoeng Oase Songo yang terletak di bagian barat Kota Surabaya tepatnya di RT 09/RW 03 Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal merupakan kampung yang memiliki program pelestarian lingkungan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui budidaya magot yang memakan sampah limbah rumah tangga dan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) dengan ikan lele. Hasil dari program tersebut, kemudian diproses untuk dijadikan produk unggulan UMKM kampung.
Tim PKM Universitas Telkom Surabaya, terdiri dari tiga Dosen dan 13 mahasiswa. Adapun kendaraan yang diserahkan merupakan hasil kolaborasi bentuk modular yang multifungsi dan bahan bakar listrik yang ramah lingkungan.
Dikonfirmasi Senin (25/11/2024), Ketua Tim PKM Tel-U Surabaya, Susijanto Tri Rasmana, menjelaskan, kegiatan serah terima itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat, yang diamanahkan serta didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) melalui Pendanaan Skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2024.
"Becak listrik ini dirancang berdasarkan kebutuhan warga Kampoeng Oase. Bentuknya modular sehingga multifungsi, bisa untuk mengangkut orang seperti becak pada umumnya, maupun membawa barang hingga berjualan," jelas Susijanto.
Lebih lanjut, Susijanto menerangkan, becak listrik yang diserahkan memiliki desain ramping, yang sehingga bisa melewati area sempit daerah perkampungan seperti Kampoeng Oase Songo Surabaya. Selain itu, tenaga listrik sebagai sumber daya utama menjadikan becak ini bebas emisi dan senyap, sehingga ramah lingkungan dan lebih ekonomis bagi pelaku UMKM.
"Kita tahu sendiri kalau di Surabaya ini tingkat pencemarannya juga sudah cukup tinggi, dan juga dengan listrik, biaya operasional jauh lebih hemat dibanding bahan bakar fosil," sambung Susijanto.
Ia mengungkapkan, setelah uji pengendaraan dilakukan, masih ada PR yang harus diselesaikan untuk pengembangan penyempurnaan becak listrik, seperti kapasitas rem, posisi selang, dan kekuatan pedal. "Jadi memang dari apa yang sudah kita berikan hari ini ini merupakan awal untuk pengembangan kendaraan listrik berikutnya. Harapan kedepan, kendaraan ini tidak hanya jadi kendaraan semata, melainkan ikon dari Kampoeng Oase," ungkap Susijanto.
Di kesempatan yang sama, anggota tim pengembang kendaraan bernama Rifki Dwi Putranto menjelaskan, kendaraan becak listrik tersebut, proses pembuatannya memerlukan waktu empat bulan dengan tiga mode pengoperasian sesuai kecepatannya. Yakni, mode speed, normal, dan mode hemat daya yaitu Eco, yang memiliki daya tempuh hingga 30 sampai 38 km.
"Sedangkan waktu pengecasan sekitar 5 jam, karena pengisian datanya bukan mode cepat, ini menyesuaikan daya listrik rumah tangga standar yang biasanya dibawah 1000kwh," ungkap Rifki.
Ia menyebutkan, kapasitas becak mampu menampung hingga 200 kg, cukup untuk dua penumpang atau berbagai jenis barang dagangan. "Harapan kami, terutama saya adalah becak ini tidak hanya diterima namun digunakan, sehingga bisa menciptakan ekosistem kendaraan listrik di kalangan UMKM yang juga selaras dengan semangat Kampoeng Oase tentang lingkungan," harap Rifki.
Selain itu, anggota tim pengembang lainnya Anita Hakim Nasution mengatakan, potensi becak listrik ini untuk mendukung pariwisata di Kampung Oase. Mengingat Kampoeng Oase memiliki program Eduwisata, Anita merasa becak listrik tersebut bisa menambah daya tarik dari setiap kampung.
"Kita kedepan juga akan kembangkan becak listrik 2.0, dan dengan kendaraan ini, wisatawan akan merasa lebih tertarik dan ingin mengenal kampoeng Oase, terlebih jika warga menjual produk yang unik seperti kopi khas Oase atau jamu herbal khas kampung ini juga," ucap Anita.
Di sisi lain, sebagai Ketua Kampoeng Oase Songo Yaning Mustika Ningrum menyampaikan, pihaknya merasa bahagia dan bersyukur atas inovasi ini. Dengan kehadiran kendaraan listrik tersebut, dirasa mampu meringankan bebas operasional warga kampung, terutama untuk mengangkut barang.
"Kalau biasanya kami, kan pengelola sampah kering ya Ngambil dari RT lain, itu pakai geledekan manual, didorong Karena sekarang ada becak listrik, itu sudah satu poin terbantukan. Sementara kegunaan yang lain seperti berjualan dan mengantar orang pasti juga akan kami coba. Jadi jangan khawatir tidak digunakan, pasti digunakan, tinggal gunakan aja kok enggak mau. Disamping itu kami dan Kampoeng Oase lain juga pasti akan merawat becak listrik ini," ujar Yaning
Sedangkan, Pembina Kampoeng Oase Songo Surabaya, Adi Candra mengucapkan, Ia memberikan apresiasinya kepada tim PKM Tel-U yang telah membuktikan ternyata hasil riset itu bisa diterapkan dengan baik agar bermanfaat di masyarakat. "Ini adalah suatu capaian yang luar biasa, segaris dengan perjuangan kami di kampung untuk menjawab isu-isu lingkungan seperti energi terbarukan dan pengelolaan sampah," kata Adi.
Dengan kendaraan dari Universitas Telkom Surabaya ini, Adi berharap semoga bisa semakin menggerakkan perekonomian kampung dan mendukung program ketahanan pangan yang sedang dijalankan."Jadi ketika unit kendaraan ini sudah siap, maka kita akan siap fighting di lapangan untuk mengais rejeki yang halal, berkah barokah dengan dukungan Telkom Universitas Surabaya yang super keren," tukas Adi.
Sebagai informasi, ke - 13 tim PKM Universitas Telkom Surabaya terdiri dari mahasiswa yang meliputi, Muhammad Rafli Ramadhan Lubis, Zenkey Soma Mahendra, Muchamad Azmi, Amoure Chelsytrivia Daniella Purba, Khoirul Huda, Odi Saputra, Wahyu Sokma Bintang s, Korowani Budi Baldus waromi, Febrianti Anung S, Quatro Ryuzan Julio Wijaya, Alfis Sururi, Yuki Andra Firdaus. (MC Prov Jatim /hjr-vin/Eyv)