- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 20 November 2024 | 03:31 WIB
: egiatan sinergitas Llterasi digital Masyarakat Jawa Timur 2024 di Jombang, Selasa (19/11/2024). Foto: dok.MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 20 November 2024 | 02:34 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 66
Surabaya, InfoPublik - Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Ahmad Athoillah, mengajak warga Jombang untuk meningkatkan literasi digital. Salah satunya dengan mengecek informasi yang beredar di media sosial menggunakan aplikasi Klinik Hoaks yang dibuat oleh Dinas Kominfo Jawa Timur. Hal itu disampaikannya saat kegiatan Sinergitas Literasi Digital Bagi Masyarakat Jawa Timur Tahun 2024 di Jombang, Selasa (19/11/2024).
"Jika ada informasi di medsos jangan langsung percaya. Apalagi di-share. Lebih baik dicek dulu kebenarannya lewat Klinik Hoaks. Ini penting untuk menambah pengetahuan dan pemahaman pentingnya literasi digital," jelas pria yang akrab disapa Gus Atho tersebut.
Selain itu, ia juga mengimbau warga Jombang untuk melakukan tirakat jempol. "Hati-hati kalau mau komen di medsos. Tirakat jempol ini penting. Jangan asal ketik saja. Harus dipikirkan betul, jangan sampai menimbulkan ujaran kebencian dengan orang lain atau kelompok yang berbeda," imbaunya.
Gus Atho juga menjelaskan, dalam memahami literasi digital tidak sekedar melihat, membaca dan menulis. Namun juga perlu memahami makna pesan dari informasi yang banyak beredar di media sosial.
Akademisi Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang, Mohammad Makmun menyampaikan pesan pada warga Jombang agar tidak mengucapkan apa yang dikatakan orang lain. "Lek opo jare (kalau apa katanya) jangan langsung percaya. Jangan disampaikan ulang kepada orang lain, karena bisa menjadi fitnah," tuturnya.
Bahkan, lanjut dia, jika ada informasi yang kurang baik, sebaiknya tabayyun. "Tanyakan atau cek dulu kebenarannya. Jangan ditelan mentah-mentah biar tidak menjadi masalah bahkan fitnah," ujarnya.
Untuk memahami pentingnya literasi digital, Makmun juga menyampaikan beberapa hal penting yang perlu dipahami. "Ada etika digital dan kultur digital yang harus dipahami. Jika ada anggapan netizen itu maha benar, jika literasi digitalnya rendah maka menjadi bahaya," katanya.
Ia memisalkan, netizen Indonesia yang banyak menyerang akun media sosial bahkan mengubah google maps negara Bahrain usai pertandingan melawan Timnas Indonesia. Hal tersebut, kata dia, secara etika digital dan kultur masyarakat Indonesia juga tidak dibenarkan.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jawa Timur, Putut Darmawan berharap melalui Sinergitas Literasi Digital bisa memberikan pemahaman lebih baik pada masyarakat."Mari bersama kita ciptakan ruang digital yang sehat di Jawa Timur,"tambahnya. (MC Jatim/ida/eyv)