- Oleh MC PROV ACEH
- Sabtu, 16 November 2024 | 20:28 WIB
: Pj Bupati Nagan Raya, Iskandar, menghadiri peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat (15/11/2024) sore
Oleh MC KAB NAGAN RAYA, Sabtu, 16 November 2024 | 21:52 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 127
Banda Aceh, InfoPublik – Penjabat (Pj) Bupati Nagan Raya, Provinsi Aceh, Iskandar, menghadiri peringatan Maulid Raya 1446 Hijriah yang digelar di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, Jumat (15/11/2024) sore.
Pj Bupati didampingi oleh Pj Ketua TP PKK Kabupaten Nagan Raya, Ubiet Junita Sari, beserta Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, dan sejumlah Kepala SKPK Nagan Raya.
Acara yang berlangsung khidmat ini diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh dan dibuka secara resmi oleh Pj Gubernur Aceh, Safrizal. Dalam sambutannya, Pj Gubernur menyampaikan, Maulid Raya menjadi momen penting untuk meneladani Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam serta mengenang tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004.
“Maulid Raya merupakan sarana kita meneladani Rasulullah melalui ceramah yang sesaat lagi akan disampaikan oleh Al Mukarram Ustaz Das’ad Latief,” ujarnya.
“Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wujud rasa syukur karena kita mengenang dua dekade lalu, saat Allah menguji Aceh dengan musibah yang menggetarkan. Tsunami itu tidak hanya meluluhlantakkan bangunan, tetapi juga meninggalkan luka yang mendalam,” sambung Safrizal.
Pj Gubernur menggarisbawahi bahwa peristiwa tsunami mengajarkan masyarakat Aceh tentang kekuatan kebersamaan dan kebangkitan dari duka.
“Namun, dari cobaan tersebut, kita belajar bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Dalam duka, kita menemukan kebangkitan. Hari ini, dengan penuh syukur dan doa, kita mengenang peristiwa itu dengan harapan kepada Allah agar hikmahnya mengajarkan kita tentang arti sabar, ikhlas, dan keteguhan iman,” tuturnya.
Pj Gubernur juga menyinggung tradisi unik Aceh dalam memperingati Maulid Nabi. Tradisi ini sudah dimulai sejak masa Kerajaan Bandar Aceh Darussalam, didirikan pada 12 Rabiul Awal 913 Hijriah atau 23 Juli 1507 oleh Sultan Ali Mughayatsyah.
Salah satu pesan penting Sultan adalah agar rakyat Aceh merayakan Maulid Nabi selama 3 bulan 10 hari dengan kenduri dan silaturahmi.
“Dalam perkembangan sejarah Aceh, pada masa Sultan Iskandar Muda, tradisi ini semakin diperkuat. Iskandar Muda membagi pelaksanaannya menjadi tiga tahap berdasarkan Almanak Aceh, yaitu: Buleuen Hasan Husen, Buleuen Safa, Buleuen Maulod, Adoe Molod, dan Maulud Akhe,” jelas Safrizal.
Pj Gubernur menjelaskan, tahap pertama perayaan dilaksanakan di tingkat kemukiman, tahap kedua di tingkat gampong, dan tahap ketiga di tingkat pemerintahan atau kerajaan. Peringatan Maulid Raya tahun ini merujuk pada Buleuen Maulud Akhe dalam Almanak Aceh.
“Ini adalah warisan dari para Sultan Aceh di masa lalu. Kita berharap warisan ini dapat terus dipertahankan dan dikembangkan oleh generasi Aceh sekarang dan di masa mendatang,” tutup Pj Gubernur Safrizal. (MC Kab Nagan Raya)