- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Jumat, 15 November 2024 | 14:53 WIB
: Pelatihan Membuat Miniatur Ikon Pontianak di UMKM Center | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Jumat, 15 November 2024 | 15:09 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 83
Pontianak, InfoPublik - Meski lanjut usia, tak lantas membuat Syamsi (67) berdiam diri. Ia masih aktif menularkan keahliannya membuat miniatur Tugu Khatulistiwa dari bahan akrilik kepada para peserta pelatihan yang digelar Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak di Gedung UMKM Center.
Syamsi menjadi salah satu narasumber dalam pelatihan membuat miniatur ikon Kota Pontianak. Ia mengajarkan para peserta yang terdiri dari siswa SMK dan anggota komunitas tentang cara merakit bahan-bahan yang sudah disiapkan menjadi miniatur Tugu Khatulistiwa.
Ia menggunakan teknologi laser untuk memotong bagian-bagian yang dirakit menjadi Tugu Khatulistiwa. Menurutnya, pengerjaan bahan-bahan tersebut sekarang jauh lebih mudah karena tidak lagi dikerjakan secara manual. Teknologi laser digunakannya untuk memotong bagian-bagian yang dibentuk sesuai kebutuhan, baik itu tonggak tugu, huruf-huruf dan kelengkapan miniatur.
"Jadi mereka lebih mudah sekarang bekerja untuk merakitnya, tidak sulit lagi untuk membuat miniatur Tugu Khatulistiwa," ujarnya di Gedung UMKM Center, Kamis (14/11/2024).
Para peserta begitu antusias mengikuti arahan yang disampaikan Syamsi. Materi pelatihan yang disampaikan dengan mudah dipahami oleh peserta dan langsung dipraktekkan hingga menjadi sebuah miniatur Tugu Khatulistiwa. "Tinggal nanti dimahirkan, baru mengenal karakter bahannya, sifat-sifat bahan yang boleh dan yang tidak, penggunaan lemnya apa aja yang tepat," ungkapnya.
Selama lebih kurang 40 tahun menggeluti pembuatan miniatur Tugu Khatulistiwa, Syamsi mau menularkan keahliannya kepada peserta pelatihan yang terdiri dari siswa SMK ini bukan tanpa alasan. Ia ingin generasi muda memiliki keterampilan dalam menciptakan sebuah karya. Selain itu, juga untuk menanamkan rasa cinta terhadap Kota Pontianak dengan membuat suvenir berupa ikon kebanggaan kota ini.
"Kita ingin mengenalkan bahwa kerajinan itu tidak begitu sulit, mudah dengan perkembangan teknologi sekarang. Yang penting ada kemauan untuk mengerjakannya," sebutnya.
Satu di antara peserta pelatihan, Ibnu, siswa SMK Negeri 6 menyebut, dirinya senang bisa mengikuti pelatihan ini karena ingin belajar membuat kerajinan tangan berupa miniatur Tugu Khatulistiwa. Baginya, membuat miniatur Tugu Khatulistiwa merupakan tantangan tersendiri, apalagi pelatihan ini baru pertama kalinya.
“Kesulitannya karena miniatur ini bentuknya kecil jadi lebih detail dan dibutuhkan ketelitian serta ketekunan,” imbuhnya.
Dengan pembekalan keterampilan yang diperolehnya bersama peserta lainnya, dia berharap selanjutnya akan mengasah keterampilan dalam membuat miniatur. “Saya bersama teman-teman yang mengikuti pelatihan ini berencana akan memproduksi miniatur Tugu Khatulistiwa dan mudah-mudahan bisa dipasarkan,” kata Ibnu.
Kekhawatiran akan hilangnya rasa cinta generasi muda pada budaya lokal
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kota Pontianak Giarti Pancaksani Suwarsaningsih mengungkapkan kekhawatirannya bahwa seiring perkembangan zaman semakin berkurang kesadaran generasi muda untuk menjadi bagian dari pelaku kriya terutama bermuatan lokal. “Tentu ini jadi kekhawatiran akan hilangnya kecintaan dan kebudayaan terhadap produk lokal,” katanya usai membuka workshop di Gedung UMKM Center pada Rabu 13 November 2024.
Dengan menghadirkan para ahli sebagai narasumber, Giarti ingin munculnya kreasi baru miniatur kota dengan detail yang hampir sempurna di setiap sisi. Ke depan menurutnya, hasil pelatihan tidak berhenti sampai kegiatan ini saja tetapi terus berkembang dengan ilmu yang didapat.
Sebanyak 30 peserta mengikuti pelatihan pembuatan miniatur ikon Kota Pontianak di Gedung UMKM Center. Workshop ini digelar oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak mulai 13 hingga 15 November 2024. (prokopim/kominfo/Jemi Ibrahim)