- Oleh MC KOTA PARIAMAN
- Sabtu, 16 November 2024 | 08:02 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Jumat, 15 November 2024 | 19:51 WIB - Redaktur: Elvira - 70
Lumajang, InfoPublik - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Lumajang menggelar Focus Group Discussion (FGD) Gerakan Penanggulangan Putus Sekolah (Genangutus Sekolah) pada jenjang SD dan SMP se-Kabupaten Lumajang. Acara tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergi antar stakeholder dalam menangani permasalahan putus sekolah, yang menjadi salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan di Lumajang.
Kepala Dindikbud Kabupaten Lumajang, Nugraha Yudha Mudiarto, menekankan bahwa permasalahan putus sekolah merupakan isu bersama yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat.
"Semua pihak harus bekerja bersama untuk mencegah dan menangani permasalahan putus sekolah. Ini adalah tanggung jawab kita semua," ujar Yudha saat memberikan arahan pada acara yang berlangsung di Aula Kantor Dindikbud Lumajang, Rabu (13/11/2024).
Berdasarkan data terbaru dari Aplikasi Verval DO yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), angka putus sekolah di Kabupaten Lumajang tercatat mencapai 1.739 siswa.
“Rinciannya adalah 392 siswa dari jenjang SD dan 1.347 siswa dari jenjang SMP. Data ini menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait untuk merumuskan langkah-langkah konkret guna menanggulangi masalah ini,” katanya.
Yudha berharap, melalui FGD Genangutus Sekolah ini, semua pihak dapat menjalin komitmen untuk bekerja sama dalam mengurangi angka putus sekolah dan memastikan setiap anak di Kabupaten Lumajang mendapatkan haknya untuk pendidikan yang layak.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin tercipta kesamaan persepsi dan komitmen yang kuat di antara para stakeholder untuk menangani permasalahan ini secara lebih efektif," terangnya.
Kegiatan FGD tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Kepala Sekolah, Operator Sekolah, hingga perwakilan Korwil Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan. FGD yang berlangsung selama dua hari, yakni 13-14 November 2024, diharapkan dapat menghasilkan solusi-solusi strategis yang dapat diimplementasikan untuk menekan angka putus sekolah di Lumajang.
Dengan adanya kesepakatan dan komitmen bersama, Dindikbud Kabupaten Lumajang berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan dapat diakses oleh semua anak, tanpa terkecuali. (MC Kab. Lumajang/Dindikbud/Ysn/Ard/An-m)