- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 25 Desember 2024 | 09:29 WIB
: Dalam mendukung Asta Cita Prabowo-Gibran, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simpang Tiga Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar terus mengawal pelaksaan percepatan tanam padi sawah di Kecamatan Simpang Tiga. FOTO MC Aceh
Oleh MC PROV ACEH, Minggu, 10 November 2024 | 07:19 WIB - Redaktur: Untung S - 186
Banda Aceh, InfoPublik - Dalam rangka mendukung Asta-Cita Presiden RI Prabowo Subianto, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simpang Tiga dari Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar terus mengawal percepatan tanam padi sawah di Kecamatan Simpang Tiga, mencakup lahan seluas 575 hektare (ha). Upaya itu bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Asta-Cita Prabowo mencakup misi memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM, serta memperkuat sistem pertahanan dan keamanan negara dengan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru,” ungkap Khaidir, Koordinator BPP Simpang Tiga, kepada Media Center Aceh, Sabtu (9/11/2024).
Khaidir menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah menyusun anggaran untuk ketahanan pangan, dengan alokasi diperkirakan mencapai Rp139,4 triliun pada tahun 2025. Sebagai referensi, Indonesia mengambil pelajaran dari Tiongkok, yang berhasil mencapai kemandirian pangan untuk 1,4 miliar penduduknya.
Kunjungan kenegaraan pertama Presiden Prabowo ke Tiongkok pada Sabtu (9/11/2024) memperkuat komitmen ini. Dalam kunjungan tersebut, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Kongres Rakyat Tiongkok Zhao Leji. Kerja sama di bidang ketahanan pangan menjadi agenda penting dalam hubungan bilateral kedua negara.
Di tingkat daerah, BPP Simpang Tiga aktif mendampingi petani untuk mempercepat tanam. “Kami selalu mendampingi petani agar bisa mewujudkan ketahanan pangan sesuai cita-cita Presiden Prabowo. Misalnya, saat saluran irigasi Krueng Jreu di Indapuri kering, para petani swadaya menggunakan pompa air,” jelas Khaidir.
Petani di Simpang Tiga mengelola lahan yang tersebar di 18 desa, dengan varietas padi seperti IR 64, Inpari 30, 32, 40, dan 44, serta Cantik Manis, Mekongga, dan Ciherang yang cocok dengan kondisi setempat. Nasrul, seorang petani dari Krueng Mak, menyampaikan, “Kami tidak bisa sepenuhnya mengandalkan air irigasi, jadi kami menggunakan pompa air agar sawah tidak kering. Sebelum tanah retak, kami langsung menaikkan air dengan mesin pompa.”
Sekretaris Desa Ateuk Lamphang turut menyuarakan harapannya, “Kami berharap pemerintah pusat dan daerah, khususnya Kementerian Pertanian, dapat membantu petani dengan menyediakan pompa air berukuran 3 inci untuk mendukung percepatan tanam dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Upaya itu menunjukkan komitmen kuat dari BPP Simpang Tiga dan petani Aceh Besar dalam mendukung swasembada pangan, sejalan dengan visi nasional Presiden Prabowo untuk mewujudkan kemandirian bangsa melalui sektor pertanian yang tangguh dan berkelanjutan. (MC Aceh/01)