Kampung Tematik: Wujud Pengembangan Ekonomi Sirkular Berkelanjutan di Surabaya

: Kampung Tematik: wujud pengembangan ekonomi sirkular berkelanjutan di Surabaya - Foto:Mc.Jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 8 November 2024 | 03:03 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 261


Surabaya, InfoPublik – Perilaku konsumtif di perkotaan, seperti penggunaan kantong plastik berlebihan, pengambilan air tanah secara tidak terkendali, dan belanja barang yang tidak diperlukan, seringkali memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Di Kota Surabaya, hal ini juga memicu penumpukan sampah yang mengancam ekosistem perkotaan.

Sosiolog Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto, menyatakan  saatnya masyarakat mengubah cara pandang mereka terhadap ekonomi konsumtif. "Kita bisa bersama-sama mengubah cara pandang dengan perilaku ekonomi yang ramah lingkungan, seperti penggunaan kembali atau mendaur ulang barang, serta pemanfaatan teknologi yang mudah diperbaiki,” ujar Andri, Kamis (7/11/2024).

Menurut Andri, salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan adalah ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular menekankan pentingnya mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang barang, untuk menciptakan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. Andri menilai, pengembangan ekonomi sirkular ini tidak hanya perlu dilakukan oleh masyarakat, tetapi juga harus didukung dan diatur oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Pemkot Surabaya, lanjutnya, sudah memulai langkah-langkah penting dalam penerapan ekonomi sirkular melalui berbagai program ramah lingkungan, seperti program Green City, Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, serta pengolahan sampah dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R). "Kami sangat mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah merintis berbagai program ramah lingkungan tersebut," ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa pengembangan kesadaran masyarakat Surabaya tentang pentingnya ekonomi sirkular perlu mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang). Hal ini bertujuan untuk mewujudkan infrastruktur daur ulang yang efisien dan terintegrasi di Surabaya.

Salah satu contoh nyata pengembangan ekonomi sirkular di Surabaya dapat dilihat di beberapa kampung tematik, seperti Kampung Tenggilis Mejoyo, yang melakukan daur ulang sampah tutup botol plastik untuk dijadikan meja, kursi, dan asbak. Selain itu, banner bekas juga diubah menjadi material untuk pembuatan furnitur. "Inilah contoh pengembangan ekonomi sirkular yang tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga menciptakan peluang baru dan produk bernilai ekonomis," katanya.

Kampung tematik, menurut Andri, tidak hanya berfokus pada daur ulang barang, tetapi juga mencakup sektor-sektor lain seperti kuliner, pertanian, dan pariwisata. Penentuan kampung tematik, lanjutnya, harus memperhatikan budaya lokal agar relevan dengan kondisi setempat. "Kampung tematik dan ekonomi sirkular saling mendukung untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat lokal," jelasnya.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, kampung tematik dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal, mengurangi limbah, dan mendorong penggunaan ulang serta daur ulang produk. Selain itu, branding kampung tematik juga penting untuk menarik perhatian publik dan mendukung sektor pariwisata di Surabaya.

"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa ekonomi sirkular memerlukan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan dari berbagai sektor,"tambahnya.(Mc.Jatim/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Senin, 23 Desember 2024 | 14:06 WIB
Wamendagri Imbau Pemda Waspadai Kenaikan Harga Komoditas Jelang Nataru
  • Oleh MC KOTA PADANG
  • Senin, 9 Desember 2024 | 11:07 WIB
Sosialisasi Perwako LKK: Langkah Menuju Kelurahan yang Lebih Mandiri
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 5 Desember 2024 | 13:22 WIB
Kemendagri Tekankan Pentingnya Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sampah
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 25 November 2024 | 11:00 WIB
Wamen PU Tinjau Posko Korban Dampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki