:
Oleh MC PROV RIAU, Jumat, 8 November 2024 | 10:28 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 123
Pekanbaru, InfoPublik – Personel Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin (Rsn) kembali mengasah keterampilan mereka dengan menggelar latihan penanganan kondisi darurat semester II Tahun Anggaran 2024.
Latihan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan, keterampilan, dan kemampuan personel crash team dalam merespons berbagai skenario darurat di lingkungan pangkalan.
Latihan tersebut mencakup dua skenario darurat berbeda yang dilaksanakan secara berurutan untuk menguji respons cepat dan koordinasi antar unit.
“Latihan ini bertujuan meningkatkan profesionalisme dan respons cepat crash team dalam menghadapi kondisi darurat,” ujar Kadisops Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Ig. Widi Nugroho, melalui keterangan pers yang diterima pada Rabu (6/11/2024).
Skenario pertama melibatkan simulasi penanganan “EPU Fire” pada pesawat tempur F-16 Fighting Falcon sesaat setelah mendarat, di mana terdapat kebocoran cairan Hydrazine yang sangat berbahaya. Tim crash team dituntut bertindak cepat untuk mengatasi kebakaran dan bahaya bahan kimia.
Skenario kedua melibatkan insiden pesawat Hawk 100 dari Skadron Udara 12 yang mengalami bouncing saat mendarat, dengan pesawat hanya touch down di setengah landasan. Situasi semakin rumit karena dragchute tidak mengembang, memaksa pilot menggunakan rem maksimum hingga menyebabkan ban pecah.
Setelah menerima informasi darurat, tim gabungan yang terdiri dari personel Skadron Udara 12 dan 16, Baseops, Pemadam Kebakaran (PK), Satpomau, Intelijen, tim medis RSAU dr. Sukirman, serta unit pendukung lainnya, bergerak cepat sesuai prosedur masing-masing. Koordinasi yang solid dan tindakan sigap mereka menunjukkan kesiapan menghadapi berbagai ancaman potensial.
“Diharapkan personel crash team Lanud Roesmin Nurjadin semakin profesional dan memiliki respons cepat dalam menjalankan tugas ke depan,” tambah Kolonel Widi Nugroho.
Latihan ini adalah bagian dari program kerja Lanud Roesmin Nurjadin di bidang operasi yang menitikberatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi krisis. Dengan latihan semacam ini, diharapkan personel dapat memahami langkah-langkah untuk meminimalkan risiko bagi nyawa dan fasilitas, serta mengembalikan situasi ke kondisi normal secara cepat dan efisien.
(Mediacenter Riau/mtr)