- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 27 November 2024 | 02:53 WIB
: Dinkes Jatim Umumkan Pesantren Juara Lomba Implementasi Pesantren Sehat IKI PESAT
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 5 November 2024 | 17:28 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 211
Surabaya, InfoPublik - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melalui Tim Kerja Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat telah menetapkan tiga pondok pesantren (ponpes) terbaik Pemenang Lomba Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi Pesantren Sehat (IKI PESAT) JATIM. Hal ini berdasarkan hasil seleksi penilaian tahap akhir implementasi IKI PESAT JATIM.
Terbaik pertama diraih oleh ponpes Al Amanah Kab. Sidoarjo, kemudian terbaik kedua diraih oleh ponpes Darun Najah Kab. Lumajang. Sedangkan terbaik ketiga diraih oleh Ponpes LDII Wali Barokah Kota Kediri.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM dalam keterangannya, Selasa (5/11/2024) menyampaikan lomba ini digelar untuk menumbuhkan inisiatif pemberdayaan masyarakat pesantren dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan yang sehat.
“Ada beberapa masalah kesehatan umum yang kita temukan di pesantren, seperti penyakit kulit, anemia, dan perilaku merokok di kalangan santri. Untuk mengatasi hal tersebut, kami menyelenggarakan lomba Pesantren Sehat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesehatan bagi masyarakat pesantren.” ujar Prof. Erwin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pondok pesantren didorong untuk melaksanakan bebebrapa program kesehatan di pesantren, seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), aktivitas fisik rutin, cek kesehatan berkala, dan konsumsi gizi seimbang, skrining dan etika batuk untuk pencegahan TBC, pencegahan stunting dengan suplemen TTD serta peningkatan cakupan imunisasi.
Lomba Implementasi Pesantren Sehat menjadi tonggak penting dalam mendorong terciptanya lingkungan pesantren yang bersih dan sehat di Jawa Timur. Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap pesantren tidak hanya mampu menerapkan standar kesehatan yang telah dirintis, tetapi juga terus mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup para santri.
“Program ini merupakan langkah awal yang strategis dalam membentuk generasi santri yang sehat, cerdas, dan berkarakter, serta mendukung visi jangka panjang pembangunan kesehatan berkelanjutan di Provinsi Jawa Timur. Dengan pendekatan ini, pesantren diharapkan mampu menjadi contoh dalam penerapan pola hidup sehat yang dapat menginspirasi masyarakat luas,”jelasnya
IKI PESAT JATIM merupakan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di pesantren. Dengan jumlah pesantren yang signifikan dan banyak, di antaranya sudah memiliki poskestren, ada potensi besar untuk pengembangan kesehatan di wilayah tersebut. Intervensi kesehatan dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu diperhatikan secara serius karena interaksi di pesantren berlangsung sepanjang waktu. Program ini juga memberikan apresiasi kepada pesantren yang telah berkomitmen pada upaya promotif dan preventif Kesehatan di Jawa Timur.
Kompetisi IKI PESAT JATIM telah diikuti oleh 27 kabupaten/kota dari total 38 kabupaten/kota yang diundang untuk berpartisipasi. Dari total 27 kabupaten/kota yang mengikuti lomba, masing-masing mengirimkan perwakilan Pondok Pesantren yang memenuhi kriteria dari indikator perlombaan IKI PESAT JATIM, kemudian dilakukan seleksi administratif oleh Tim Kerja Promosi Kesehatan untuk dikerucutkan menjadi 10 nominasi pondok pesantren yang lulus ke tahap selanjutnya untuk dilanjutkan penilaian secara daring via Zoom Meeting.
Dari 10 nominasi yang terpilih, dikerucutkan menjadi 3 besar ponpes yang berlomba menunjukkan inovasi dan program kesehatan unggulan mereka. Ketiga ponpes tersebut menampilkan berbagai inisiatif dan upaya yang mereka lakukan untuk menjaga kesehatan lingkungan pesantren.
Selanjutnya, Tim Penilai melakukan kunjungan lapangan untuk melakukan penilaian lebih lanjut, seperti upaya ponpes dalam pencegahan pengendalian TB, kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terbentuknya Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), upaya kesehatan lingkungan, adanya kebijakan kesehatan serta berbagai macam inovasi yang telah dikembangkan di pesantren.
Dalam penilaian tersebut, Dinkes Jatim berkolaborasi dengan Biro Kesejahteraan Rakyat, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya agar program ini berjalan dengan efektif dan bersifat transparan. (MC Jatim/ida-jal/eyv)